Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sepanjang semester satu 2014 tumbuh positif. Peritel ini mampu mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 6,8% di periode itu. Bila pendapatan di semester satu 2013 sebesar Rp 2,48 triliun, maka di semester satu 2014 menjadi Rp 2,66 triliun.
Menurut Setyadi Surya, Direktur PT Ramayana Makmur Sentosa, induk usaha dari Ramayana Lestari Sentosa, momen Lebaran yang baru saja lewat telah berimbas positif bagi pendapatan perusahaan ini. "Selain momen Lebaran, kinerja semester satu ini juga dipengaruhi liburan dan tahun ajaran baru. Saat periode ini, orang tua berbelanja kebutuhan sekolah untuk anak-anak," kata dia kepada KONTAN, Minggu (17/8).
Bahkan, pendapatan sepanjang bulan Juni 2013 saja telah memberikan kontribusi 11,6% dari pendapatan sepanjang semester I-2014. Lantas di bulan berikutnya, yakni Juli, omzet yang diraih lebih besar lagi. Kontribusinya pada bulan itu hingga 23,7% dari pendapatan semester satu.
Sayang, meski pendapatan tumbuh positif Setyadi menyebut angka ini tetap belum memenuhi target bisnis yang dipatok manajemen. Ramayana sendiri menargetkan pendapatan di akhir tahun ini bisa lebih besar dari pencapaian 2013 sebesar Rp 6 triliun.
Perusahaan ini menargetkan, pendapatan di semester satu tahun ini bisa memberi kontribusi hingga 44,1% dari target tahun ini. Artinya, RALS mengincar pendapatan minimal Rp 6,5 triliun tahun ini. Namun hasil yang didapat adalah baru bisa memberi kontribusi 40,6% saja dari target akhir tahun ini.
Sebagai catatan, tahun ini RALS mematok target margin kotor di bisnis supermarket sebesar 11%-12%. Adapun dari bisnis department store sebesar 29%-30%. Ramayana juga punya bisnis supermarket dengan label Ramayana atau Robinson.
Mengundang investor
Meski masih belum mencapai target, Setyadi masih tetap optimistis, manajemen bisa mengejar target pendapatan tahun ini. Ia bilang dari bisnis supermarket, saban tahun rata-rata Ramayana bisa meraup sekitar Rp 2 triliun.
Belum lagi dari efek bisnis dari momen Natal dan Tahun Baru yang tidak kalah ciamik ketimbang efek Lebaran. Selain itu, ditambah rencana penambahan gerai baru.
Rencananya, Ramayana akan membuka enam gerai anyar sepanjang tahun ini. Namun, hingga kini rencana tersebut belum bisa terwujud. Ia beralasan, pihaknya masih menunggu Presiden RI baru serta kondisi rupiah yang masih belum sepenuhnya stabil.
RALS berencana mengundang investor untuk memperbesar bisnis supermarket Adapun soal calon investor yang ingin masuk ke bisnis supermarket Ramayana, Setyadi masih belum mau membeberkan lebih detil. Termasuk soal jati diri sang investor.
Meski ada kabar, investor asal Jepang, Korea Selatan dan Singapura tertarik menjalin kerjasama dengan RALS mengembangkan bisnis supermarket mereka. Ia cuma bilang, akhir bulan ini bakal diputuskan siapa investor yang bakal masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News