Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) mengembangkan dua channel online B2B (business to business). Anak usaha PT Astragraphia Tbk ini mengenalkan channel tersebut sebagai jawaban atas menjamurnya bisnis online. Dengan nama AXIQoe.com dan Xprins Web Services (XWS), AXI memasuki pasar e-commerce Indonesia.
Pasar e-commerce di Indonesia memang tumbuh sangat pesat setiap tahun. AXI menghimpun data dari SparkLabs, salah satu perusahaan riset global, pertumbuhan e-commerce Indonesia menempati urutan ke-2. SparksLabs melaporkan pertumbuhan 2012 sebesar 85% dan 2013 sebesar 71%. Lalu, pada 2014 dan 2015 mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 45% dan 37%.
Dengan melihat pertumbuhan yang sangat pesat tersebut, AXI optimistis channel AXIQoe.com bisa berperan aktif dalam mengembangkan pasar e-commerce di Indonesia.
”Ini yang mendorong kami berinovasi untuk layanan berbelanja online dengan produk Office Supplies dan Office Equipments melalui AXIQoe.com dan pencetakan dokumen melalui XWS,” ujar Sahat Sihombing, Presiden Direktur PT Astragraphia Xprins Indonesia di Jakarta.
AXI optimistis, lewat strategi B2B bisa menggairahkan bisnis perusahaan. Sebab, dia menilai saat ini kebanyakan layanan berbelanja online yang marak tumbuh di Indonesia hanya melayani kebutuhan para pelanggan B2C (business to cosumers). ”Latar belakang ini menjadi fokus kami ke B2B,” tambahnya.
Sebagai informasi, AXIQoe.com merupakan platform digital milik AXI yang menawarkan produk-produk dan peralatan kantor. Dengan konsep B2B, AXIQoe.com menjadi perpanjangan tangan untuk menghubungkan konsumen digital. Pihaknya mengklaim, menghadirkan solusi jasa end-to-end dengan lebih cepat, lengkap, dan aman dalam proses pemesanan. Setiap pelanggan bisa melihat hasil cetak nantinya melalui Xprins Web Services (XWS), yakni layanan print on demand berbasis web services di Indonesia.
”Dari dua lini bisnis ini, kami targetkan akan memberi kontribusi 10% sampai akhir tahun, saat ini sudah ada 70 perusahaan, dan kami terus kejar hingga menggaet 500 perusahaan pada 2016,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News