Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Nampaknya realisasi impor minuman beralkohol (minol) Sarinah tak sekinclong tahun lalu. Penahanan beberapa kontainer yang berisi minol di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu membuat laju impor minol milik Sarinah menjadi terhambat.
Oleh karena itu, Direktur Utama PT Sarinah (persero) Jimmy Rifai Gani menaksir realisasi impor minol milik Sarinah kemungkinan tak akan mencapai 50% tahun ini. Jika realisasi impor minol Sarinah hanya sekitar 50%, artinya tahun ini Sarinah hanya bisa mengimpor 15.000 karton minol. "Impor minol Sarinah jalan di tempat setelah kejadian penahanan kontainer itu," ujarnya.
Penyebab seretnya impor minol tersebut lantaran tidak adanya register merek yang didapat dari masing-masing produk yang seharusnya dilakukan. "Dalam prakteknya, hal itu tidak dijalankan," kata Jimmy.
Dari belasan kontainer minol yang ditahan di pelabuhan beberapa waktu lalu, sekitar 2 - 3 kontainer yang bisa keluar dari pelabuhan. "Ini terjadi karena proses registrasi ML sendiri butuh waktu. Kita harapkan akhir tahun ini bisa keluar," jelas Jimmy.
Asal tahu saja, setelah tak menjadi importir tunggal untuk minol tahun ini, Sarinah hanya mendapat kuota impor minol sebanyak 30.000 karton. Padahal, biasanya setiap tahunnya Sarinah mendapat kuota impor minol sekitar 200.000 ton - 300.000 ton.
Jika realisasi impor minol Sarinah hanya sekitar 50%, artinya tahun ini Sarinah hanya bisa mengimpor 15.000 karton minol saja.Tapi kenyataannya, pada prakteknya selama ini tidak dilakukan dan mengakibatkan beberapa bulan terakhir impor minol tersendat," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News