Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Sarinah (Persero) berniat untuk mengubah strategi bisnisnya dalam tiga tahun ke depan. Sarinah akan menggemukkan pasar ekspor ketimbang domestik.
Menurut Direktur Utama Sarinah Jimmy M Rifai Gani, saat ini penjualan ekspor Sarinah hanya mencapai 5%; dan sisanya merupakan penjualan domestik. Nantinya, Sarinah akan menaikkan porsi ekspor menjadi 50% dan penjualan di dalam negeri sebesar 50%.
"Dalam lima tahun ke depan komposisi ekspor akan sama dengan penjualan domestik yaitu 50%-50%. Saat ini ekspornya masih rendah," kata Jimmy, Senin (9/8).
Produk yang akan dilempar ke pasar ekspor tidak hanya mebel dan produk kerajinan saja; tetapi juga produk-produk rumput laut, minyak atsiri dan produk kakao. "Rumput laut dan minyak atsiri sudah bisa kami produksi Agustus ini, tetapi belum bisa diekspor. Kami berencana untuk membuka pasar di Eropa lewat Belgia," kata Jimmy.
Tak cuma berganti strategi, Sarinah juga memantapkan langkahnya untuk keluar dari bisnis minuman beralkohol (minol). BUMN perdagangan ini berencana menyusutkan penjualan minolnya secara bertahap. "Kami ingin mencoba untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Kalau minol kan pasarnya tertentu," kata Jimmy.
Pada semester pertama tahun ini, Sarinah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 200 miliar dengan perolehan laba sebesar Rp 10 miliar. Hingga akhir tahun, Sarinah berniat meraup pendapatan sebesar Rp 400 miliar dengan laba Rp 20 miliar.
Tahun 2009 lalu, sekitar 80% pendapatan Sarinah berasal dari minol; sedangkan 20% berasal dari bisnis ritel. Lantaran sudah berkomitmen untuk meninggalkan bisnis minol, tahun ini kontribusi minol diproyeksikan hanya sebesar 40%, dan sisanya dari ritel.
Penyusutan porsi pendapatan dari minol ini akan terus berlangsung hingga tahun depan; yaitu menjadi 10% atau berkurang 30% dari tahun ini. Apalagi, sepanjang semester pertama tahun ini penjualan minol sedikit tersendat karena ada sejumlah regulasi baru seperti perpajakan dan Badan POM.
"Minol memang turun karena kuotanya turun, dari 393.000 karton, Sarinah hanya mendapat jatah 40.000 karton. Tapi, kita memang ingin mengurangi impor minol dan ini dibantu pemerintah dengan mengurangi kuota minol," kata Jimmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News