Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) mencapai 134,63 juta ton hingga Agustus 2025. Angka ini setara 56% dari target DMO batubara tahun ini yang sebesar 239 juta ton.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq menyampaikan, pemerintah optimistis target DMO dapat tercapai hingga akhir tahun.
"Kebutuhan batubara domestik tetap menjadi prioritas utama sebelum dilakukan ekspor batubara," kata Julian kepada Kontan, Selasa (16/9).
Dari sisi pelaku usaha, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyaran menilai capaian di atas 50% menjadi sinyal positif pemenuhan DMO.
Baca Juga: Emiten Batubara Mencari Peluang Baru Melalui Strategi Diversifikasi
"Kami optimistis target akan tercapai. Anggota APBI berkomitmen memenuhi kewajiban pasokan, terutama untuk sektor kelistrikan," ujar Gita kepada Kontan, Selasa (16/9).
Gita menjelaskan, pada semester pertama 2025 serapan batubara dalam negeri sempat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya kebutuhan dari sejumlah industri non-listrik.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengungkapkan bahwa anggota IMA selama ini konsisten memenuhi kewajiban DMO, bahkan sebagian perusahaan memasok lebih dari 25% dari produksi sesuai ketentuan.
"Sejauh ini target DMO selalu tercapai tiap tahun. Biasanya realisasi meningkat di kuartal III dan paling tinggi di kuartal IV," tutur Hendra kepada Kontan, Selasa (16/9).
Adapun, realisasi produksi batubara nasional sepanjang Januari – Juni 2025 tercatat 357,6 juta ton, atau 48,34% dari target tahun ini yang dipatok 739,7 juta ton. Dari total produksi tersebut, porsi ekspor mencapai 239,7 juta ton atau 32,18%.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengakui penyerapan domestik dan ekspor batubara pada paruh pertama tahun ini sama-sama melambat. Faktor utamanya adalah penurunan permintaan global, terutama dari negara-negara importir utama.
“Sebenarnya agak lucu, Indonesia sebagai eksportir batubara untuk listrik sebesar 45% kebutuhan dunia, begitu harga turun kita tidak bisa apa-apa. Permintaan sedikit, tapi produksi tetap banyak,” ujarnya dalam paparan kinerja semester I-2025, Senin (11/8).
Berharap Ekspor Pulih
Pelaku usaha batubara menatap peluang pemulihan ekspor di sisa tahun ini. Momentum musim dingin di sejumlah negara tujuan utama ekspor diperkirakan akan mengerek konsumsi energi, termasuk batubara asal Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani menyampaikan, tren musiman ini bisa menjadi katalis positif bagi produsen dalam negeri.
"Menjelang musim dingin, biasanya memang ada peningkatan konsumsi energi di negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia," kata Gita kepada Kontan, Rabu (10/9).
Kendati begitu, Gita mengingatkan faktor eksternal masih harus dicermati. Pasalnya, sejumlah negara semakin menekankan ketahanan energi domestik.
"Hal ini tentu menjadi peluang positif bagi perusahaan batubara, meskipun kita tetap perlu mencermati kebijakan energi masing-masing negara," ujarnya.
Di sisi lain, geliat ekspor sudah mulai terlihat. Berdasarkan catatan APBI, ekspor batubara Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh 9,9% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini memberikan sinyal pemulihan setelah tekanan yang terjadi sepanjang paruh pertama 2025.
"Hal ini menunjukkan masih ada ruang perbaikan kinerja di semester II," jelas Gita.
Meski demikian, Gita menegaskan pencapaian target ekspor secara keseluruhan masih akan sangat bergantung pada dinamika pasar global serta dukungan kebijakan di dalam negeri.
Senada, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia mengaku, biasanya permintaan batubara akan meningkat di kuartal IV menjelang musim dingin.
Sementara itu, Asosiasi Pemasok Energi, Batu Bara, dan Mineral Indonesia (Aspebindo) meyakini ekspor batubara Indonesia akan kembali meningkat pada akhir 2025. Momentum musim dingin di sejumlah negara tujuan ekspor diyakini bakal menjadi katalis positif bagi permintaan.
Wakil Ketua Umum Aspebindo Fathul Nugroho mengatakan, musim dingin biasanya mendorong konsumsi listrik untuk pemanas ruangan, sementara batu bara masih menjadi sumber utama pembangkitan.
“Banyak negara, terutama Tiongkok dan India, akan mulai mengisi kembali stok batubara mereka yang menipis menjelang puncak musim dingin. Kedua faktor ini sangat berpengaruh terhadap kenaikan permintaan global,” kata Fathul kepada Kontan, Kamis (11/9).
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Aktif Garap Proyek Hilirisasi Batubara, Simak Rekomendasi Analis
Selanjutnya: Jadwal Livoli Divisi Utama 2025 Putri di Bojonegoro, Daftar Peserta & Harga Tiket
Menarik Dibaca: Menurut Riset YouGov : Konsumen Belanja Online Tapi Paling Doyan Promo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News