Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan realisasi serapan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) di kuartal II 2020 berada di bawah kuota yang ditetapkan akibat pembatasan perjalanan kereta api yang terjadi sebagai imbas pandemi Covid-19.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menuturkan, demi mencegah terjadi over kuota ditahun ini maka penetapan kuota BBM subsidi dilakukan setiap triwulan. Adapun, untuk triwulan I ditetapkan kuotanya sebesar 51.250 kiloliter (kl) dan realisasinya mencapai 55.332 kl (107,96%).
"Triwulan II dinaikan menjadi 61.000 kl, akan tetapi karena adanya pembatasan sosial berskala besar (PSPBB) untuk pencegahan Covid-19 yang berdampak pada pembatasan operasional kereta api, realisasinya hanya 12.774 kl (20,94%)," terang Fanshurullah dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (11/8).
Baca Juga: Pertamina optimistis hadirkan BBM satu harga di 83 titik wilayah 3T pada tahun ini
Sementara itu, untuk triwulan III kuotanya sama dengan triwulan II yaitu 61.000 kl. Asal tahu saja, pada tahun lalu kuota yang diberikan untuk PT KAI mencapai 243.262 kl dan realisasinya sebesar 246.025 atau sebesar 101,14% sehingga terjadi over kuota 1,14%.
"Jika dikalikan dengan harga jual ecerannya sebesar Rp 5.150, maka senilai Rp 1,2 triliun," ungkap Fanshurullah.
Ia menambahkan, pihaknya mendapati fakta sejumlah kereta api barang yang digunakan untuk mengangkut batubara ekspor juga menggunakan BBM subsidi.
Fanshurullah menjelaskan, berdasarkan pengecekan di lapangan sejumlah kereta api barang yang menggunakan BBM subsidi mengekspor batubara ke China, India, Vietnam, Malaysia dan Brunei dengan rerata angkut 1 juta ton perbulan dengan konsumsi BBM sebanyak 3.500 kl/bulan atau sekitar sekitar Rp 15,7 miliar/bulan atau Rp 189 miliar setahun.
Disisi lain, Ifan mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh upaya pemanfaatan Liquified Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar. Hal ini mengingat konsumsi BBM subsidi yang cukup tinggi dan berdampak pada besaran subsidi.
Ifan melanjutkan, selain menghemat subsidi BBM, penggunaan LNG juga bakal mendorong penggunaan energi bersih.
Senada, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Sumsel II H. Yulian Gunhar mendukung dan mendorong penggunaan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakar kereta api segera diimplementasikan dalam tahap komersialisasi.
“Selayaknya subsidi BBM itu hanya untuk rakyat Indonesia di dalam negeri guna menggerakkan perekonomian, jadi penggunaan pada kereta angkutan barang komoditas eksport tidak layak diberikan subsidi BBM. Oleh karena itu, saya mendukung penggunaan LNG sebagai bahan bakar kereta, menggantikan penggunaan minyak solar,” tandas Gunhar.
Baca Juga: BPH Migas dorong penggunaan LNG sebagai bahan bakar kereta api
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News