Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan regulasi Biodiesel 40% atau B40, tetapi implementasinya masih berada dalam tahap transisi.
“B40 ini baru regulasinya, penetapannya baru kami sudah tetapkan, dan nanti dalam pelaksanaannya masih ada transisi," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung kepada awak media di Jakarta, Kamis (2/1).
Menurut Yuliot, Keputusan Menteri (Kepmen) terkait regulasi tersebut telah disampaikan dan kini tengah berada dalam tahap konsultasi serta pemeriksaan di lapangan.
Ketika ditanya mengenai waktu finalisasi, Yuliot optimistis prosesnya dapat selesai dalam waktu dekat. “Mudah-mudahan, itu dalam minggu ini kelar,” tambahnya.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) siap menerapkan mandatori campuran biodiesel berbasis sawit 40% atau B40 pada tahun ini. Saat ini, Pertamina tengah menunggu Surat Keputusan alokasi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca Juga: Pertamina Siapkan Kilang Plaju dan Kilang Kasim untuk Pengolahan Biodiesel B40
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Pertamina siap menjalankan arahan pemerintah untuk implementasi B40. Saat ini Pertamina sudah menyiapkan Kilang Refinery Unit III Plaju dan Kilang Unit VII Kasim untuk pengolahan B40. Dua kilang tersebut dapat memproduksi biosolar hingga 900.000 barel per bulan.
"Dua kilang tersebut juga yang saat ini memproduksi B35. Kita kan sudah produksi B35, hanya komposisinya saja yang berubah. Saat ini kita tengah menunggu SK alokasi FAME-nya dari Kementerian ESDM," kata Fadjar kepada Kontan, Kamis (2/1).
Sebelumnya, pemerintah terus mempersiapkan implementasi program bahan bakar campuran biodiesel 40% (B40) pada tahun 2025. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan kesiapan pelaksanaan program B40 dapat berjalan dengan baik.
"Hari ini kami dengan tim turun mengecek kesiapan implementasi B40 yang akan dimulai pada 1 Januari 2025. Menteri ESDM telah menetapkan keputusan terkait implementasi ini, dan kami sudah melihat sendiri kesiapan dari sisi industri Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan bakar nabati," ujar Yuliot saat meninjau Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau Jumat (27/12).
Menurut Yuliot, kebutuhan biodiesel untuk mendukung mandatori B40 diperkirakan mencapai 15,6 juta kiloliter per tahun. Angka tersebut mencakup distribusi ke seluruh Indonesia, sehingga kesiapan dari sisi bahan baku dan rantai pasok menjadi prioritas utama.
Baca Juga: Aturan Teknis Campuran Biodiesel 40% Belum Terbit, Jadi Berlaku?
Kementerian ESDM juga terbuka terhadap masukan dari berbagai badan usaha untuk memastikan kelancaran implementasi B40. Menurut Yuliot, tantangan dalam penerapan B40 tidak hanya terkait dengan ketersediaan bahan baku, tetapi juga kondisi geografis yang beragam di Indonesia.
"Kami mengharapkan masukan dari Pertamina Patra Niaga maupun badan usaha lain terkait tantangan implementasi B40. Misalnya, wilayah seperti Dumai yang relatif panas, atau daerah dataran tinggi dengan suhu lebih dingin, apakah ada impact yang perlu disiapkan baik oleh Pertamina maupun badan usaha BBM yang akan melaksanakan mandatori B40," ujar Yuliot.
PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan dua kilang utama untuk mendukung produksi B40, yakni Refinery Unit III Plaju di Palembang dan Refinery Unit VII Kasim di Papua. Selain itu, pencampuran bahan bakar solar dengan bahan bakar nabati akan dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga.
"Pada dasarnya, kilang kami rata-rata memproduksi bahan bakar B0, dan insya Allah siap untuk memproduksi B40. Kilang yang akan memproduksi B40 adalah RU III Plaju dan RU VII Kasim, sementara blendingnya dilakukan oleh Patra Niaga," ujar Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Didik Bahagia.
Selanjutnya: Harga Cabai, Ikan Bandeng, dan Daging Ayam Ras Naik di Sulawesi Tenggara (2/1)
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank OCBC NISP di Januari 2025, Tertinggi 4,75%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News