kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

REI bangun kota mandiri Mamminasata di Sulsel


Kamis, 20 Maret 2014 / 11:11 WIB
ILUSTRASI. Produk UMKM di Krealoka


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Hendra Gunawan

MAKASSAR. Real Estat Indonesia (REI) berencana membangun kawasan kota mandiri bertajuk Mamminasata. Ini adalah akronim dari nama empat wilayah di Sulawesi Selatan yakni Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar. REI mengincar lahan seluas 3.500 hektare (ha).

REI tak bekerja sendiri. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (DPP REI) Eddy Hussy mengatakan, pola pengembangan kota baru ini bisa menggunakan skema kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership).

Rencananya, REI menangani pembebasan lahan hingga pembangunan proyek, Pemprov Sulsel kebagian menyediakan infrastruktur pendukung kawasan. "Kami pasti masuk sebagai perusahaan swasta," tutur Eddy saat acara peringatan hari ulang tahun REI ke-42, Rabu (19/3).

REI akan terjun dalam bentuk perusahaan konsorsium. Asosiasi ini akan menawarkan proyek patungan ini kepada para anggota yang berminat. Tapi, paling tidak dua pengembang properti nasional sudah mengail ceruk pasar properti Makassar, yakni Grup Ciputra dan Grup Lippo. Hanya, Wakil Ketua DPD REI Bidang Hotel dan Pariwisata Raymond Arfandi masih enggan mengungkap kepastian nama pengembang tersebut.

Yang jelas menurut perencanaan, Mamminasata mencakup Kecamatan Pattallasang dan Kecamatan Moncongloe. Ada dua jalur yang akan melintas yakni bypass Mamminasata dan terusan Jalan Abdullah Dg Sirua akan melintasi Mamminasata.

Diprediksi, Mamminasata menampung sekitar 300.000 jiwa. Kota baru dengan luasan sekitar 3.500 ha ini terletak sekitar 17 km dari Bandar Udara Internasional Hasanuddin, atau 14 km dari kawasan Panakukkang.

Sayang, proyek patungan yang akan melibatkan banyak pengembang ini terganjal dari sisi pembebasan lahan. Raymond mengaku kesulitan membebaskan lahan lantaran harga tanah terus mendaki.

Sebagai gambaran, lahan di tahun 2010 yang semula berharga Rp 5.000 - Rp 10.000 per m², kini nangkring menjadi Rp 100.000 per m². "Akhirnya pembebasan lahan dilakukan secara parsial. Saat ini baru ada komitmen membebaskan 500 ha," ujar Raymond.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×