kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.918.000   12.000   0,63%
  • USD/IDR 16.409   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.567   -51,39   -0,67%
  • KOMPAS100 1.060   -4,75   -0,45%
  • LQ45 800   -5,00   -0,62%
  • ISSI 255   -0,33   -0,13%
  • IDX30 414   -2,12   -0,51%
  • IDXHIDIV20 474   -2,10   -0,44%
  • IDX80 120   -0,52   -0,44%
  • IDXV30 124   0,67   0,54%
  • IDXQ30 132   -0,86   -0,65%

REI Dorong Peningkatan Kompetensi Pengembang di Jawa Timur


Kamis, 12 Juni 2025 / 16:33 WIB
REI Dorong Peningkatan Kompetensi Pengembang di Jawa Timur
ILUSTRASI. DPD REI Jawa Timur menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) dan uji sertifikasi bagi 157 developer anggota, di Surabaya, 10–11 Juni 2025.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Real estate Indonesia (REI) terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) para pengembang di daerah. Asosiasi pengembang ini melihat para anggotanya penting pentingnya meningkatkan kompetensinya. 

Terbaru, Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Jawa Timur menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) dan uji sertifikasi bagi 157 developer anggota, di Surabaya, 10–11 Juni 2025. 

Ketua DPD REI Jatim, H Mochamad Ilyas, menyatakan bahwa ini adalah kali pertama REI menggelar sertifikasi pengembang perumahan. "Sudah 30 tahun saya di properti dan 25 tahun di REI, baru kali ini diadakan sertifikasi. Ini angkatan pertama," ujar Ilyas dalam keterangannya, Kamis (12/6).

Pelatihan ini melibatkan asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)  DPP REI dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP, dengan tujuan tidak hanya memberi sertifikat, tetapi juga meningkatkan pengetahuan dan jejaring peserta agar menjadi developer profesional dan berintegritas.

Baca Juga: REI Kritik Rencana Kenaikan Pajak Rumah Tapak di Tengah Lesunya Daya Beli Masyarakat

Ilyas menekankan pentingnya sertifikasi sebagai bekal menghadapi perubahan industri properti, agar pengembang mampu menghasilkan proyek berkualitas, mengutamakan konsumen, dan memperhatikan keberlanjutan. Ia berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa mengikuti langkah Jawa Tengah yang mewajibkan sertifikasi bagi pengembang.

Komisioner BNSP, Adi Mahfudz Wuhadji, menegaskan bahwa sertifikasi bukan sekadar teknis, tapi upaya membangun sistem yang menjamin akuntabilitas profesional. Ia mencatat hanya sekitar 10% tenaga kerja konstruksi tersertifikasi pada 2019, dan jumlahnya menurun setelahnya. “Jatim termasuk aktif, tapi ruang peningkatan masih besar,” ujarnya.

Saat ini sertifikasi baru bersifat imbauan, namun BNSP bersama kementerian dan dinas terkait terus mendorong agar menjadi syarat formal perizinan. Ini penting untuk mencegah maraknya developer abal-abal.

Baca Juga: Banjir di Bekasi, REI Proyeksikan Penjualan Properti Turun 20% Dalam Jangka Pendek

Sertifikasi mencakup tujuh aspek: kelayakan lokasi dan investasi, persiapan dan penataan pembangunan, pemasaran, penjualan, serta pengelolaan lingkungan.

Ilyas menambahkan, meski peserta baru belum mencapi 20% dari total anggota REI Jatim, antusiasme tinggi dan REI Jatim berencana menggelar gelombang lanjutan. Program ini juga terbuka bagi pengembang kecil, demi membentuk ekosistem properti yang sehat dan inklusif.

Sementara Adi Mahfudz menambahkan, sertifikasi bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab profesional yang lebih besar. "Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dan komitmen semua pihak adalah kunci untuk membangun industri properti yang transparan, berkualitas, dan diakui secara nasional maupun internasional," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×