Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bisnis properti di Indonesia kian menarik investor asing. Kondisi ini terjadi karena tingginya tingkat kebutuhan hunian di Indonesia. "Indonesia menjadi nomor satu tujuan investasi properti," kata Setyo Maharso, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) yang dijumpai usai acara Focus Group Discussion (FGD) Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) di Jakarta, Rabu (1/5).
Menurut Setyo, kebutuhan masyarakat akan hunian mencapai 700.000 unit per tahunnya. Angka inilah yang membuat investor dalam negeri juga investor asing tergiur. Dalam waktu dekat, kata Setyo, ada perusahaan Real Estate Singapura yang akan datang ke Indonesia.
Perusahaan Singapura itu mencari peluang di bisnis properti di Jakarta dan sekitarnya. Jika tak ada aral melintang, investor Singapura itu akan datang ke kawasan Lippo Karawaci dan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang.
Ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai investasi apa yang hendak dibidik Real Estate Singapura, Setyo bilang belum mengetahuinya detailnya. Tak hanya Singapura. Australia juga membidik Indonesia sebagai target investasinya. "Kemarin saya baru pulang dari Bali. Di Bali ada (pertemuan) Real Estate Australia, 26 - 29 kemarin," tandas Setyo.
Bali memang menjadi daerah incaran terbesar investor asing di Indonesia. Bali dijadikan target investasi, karena Pulau Dewata itu merupakan kawasan favorit wisata dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah wisman ke Bali tercatat 2.949.332 orang. Jumlah ini naik 4,3% dibandingkan tahun 2011 lalu yang mencapai 2.826.709 orang.
Setelah Bali, daerah lainnya yang menjadi incaran investor asing adalah Jakarta, Sulawesi Selatan, Batam, dan Riau. "Investor asing membidik kelas menengah ke atas bukan menengah ke bawah. Properti di sini (Indonesia) ibarat gadis seksi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News