kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rencana ekspor bahan baku rotan menuai pro kontra


Rabu, 29 November 2017 / 06:31 WIB
Rencana ekspor bahan baku rotan menuai pro kontra


Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana ekspor rotan masih terus berlanjut. Pengusaha rotan tetap berupaya mendorong ekspor rotan, sementara industri pengguna rotan keberatan karena kebutuhan rotan dalam negeri masih tinggi. Makanya, Kementerian Perdagangan (Kemdag) hingga kini belum juga menerbitkan regulasi untuk ekspor rotan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) Julius Hoesan mengatakan, APRI masih akan tetap menagih janji Kemdag yang sepakat bakal mengeluarkan izin ekspor rotan dalam waktu dekat ini, "Kami mendesak agar regulasinya segera terbit," ujarnya ke KONTAN, Selasa (28/11).

Julius mengatakan, bila rotan lokal bisa diekspor, ini bisa menaikkan minat petani mencari dan memungut rotan untuk dijual. Sebab saat ini, kata dia, banyak petani yang enggan memungut rotan karena harga yang rendah dan banyaknya industri serta pengrajin pengolah rotan yang tidak lagi berproduksi.

Karena itu, menurut dia, ekspor rotan mendesak karena tidak semua rotan yang dipungut petani digunakan industri dalam negeri. Menurut catatan APRI hanya 30% saja bahan baku rotan yang benar-benar digunakan industri. "Hal inilah yang mendorong kami untuk ekspor," terangnya.

Julius menambahkan, ada 630.000 potensi lestari rotan mentah Indonesia yang siap digunakan setiap tahun. Bila diolah menjadi barang setengah bisa menjadi 250.000 ton per tahun.

Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan sebaliknya.

Menurutnya industri mebel dan kerajinan justru sulit mendapatkan rotan di dalam negeri. "Saat ini industri masih kesulitan bahan baku sehingga HIMKI menolak ekspor bahan baku," ujar nya.

Sobur bilang kebutuhan bahan baku rotan industri rotan saat ini mencapai 4.000 ton rotan per bulan atau 48.000 ton per tahun. Sementara bila kondisi ekonomi baik, kebutuhan rotan bisa meningkat menjadi 60.000 ton per tahun.

Kurangnya produksi turut mengerek harga bahan baku rotan. Berdasarkan keterangan Sobur, harga rotan dari Aceh mencapai Rp 42.000 per kilogram (kg). Sulitnya bahan baku, membuat harga rotan menjadi tinggi. Sayangnya, KONTAN belum berhasil menghubungi Kemdag terakit beda data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×