Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Akibat faktor cuaca yang tidak mendukung, rendemen pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) turun.
Deputi Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan Agus Pakpahan mengatakan, tahun ini rendemen gula milik PTPN hanya sebesar 6,6% atau turun sedikit dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 7,18%.
Menurut Agus, memang ada beberapa PTPN yang rendemennya mencapai 7%, namun jumlahnya masih sedikit. Toh, meski rendemen turun, Agus masih optimis produksi gula PTPN tahun ini bisa mencapai target. Hanya saja, pabrik gula PTPN tetap harus berjibaku untuk menggiling tebu ditengah cuaca yang tak stabil.
Berdasarkan data Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), rendemen gula tahun ini merupakan yang paling rendah sepanjang tahun 2006 hingga 2010. Pada 2006 lalu, rendemen gula BUMN bahkan bisa mencapai 7,26%. Pada tahun 2007, rendemen gula BUMN memang turun tapi masih berada di level 6,85%. Kemudian rendemen gula naik kembali pada 2008 sebesar 7,63%.
"Produksi gula baru mulai, hanya mundur karena cuaca. Cuaca memang benar mengganggu mulai dari menebang panen tebu, mengangkut giling dan tahap selanjutnya karena sering hujan. Mudah-mudahan hujan berhenti dan kita bisa melakukan musim giling hingga Oktober (3-4 bulan lagi) sehingga masih ada waktu," ujar Agus kepada KONTAN, Senin (12/7).
Tahun ini, produksi gula BUMN mencapai 1,8 juta ton. Sedangkan tahun lalu, produksi gula BUMN hanya sebesar 1,4 juta ton.
Dari jumlah produksi gula BUMN, yang paling besar produksinya adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X sebesar 496.030 ton. Produksi terbesar kedua adalah PTPN XI sebesar 469.354 ton, kemudian disusul PT RNI sebesar 424.126 ton.
Sedangkan untuk PTPN VII dan PTPN IX masing-masing sebesar 174.986 ton dan 180.855 ton. Produksi gula oleh BUMN pada 2008 sebanyak 1,64 juta ton, pada 2007 sebanyak 1,61 juta ton, sedangkan pada 2006 sebesar 1,56 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News