Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui revisi Plan of Development (PoD) Blok Masela beberapa waktu lalu. Pada tahun depan, sejumlah proses akan dilakukan paralel, salah satunya persiapan pemboran supaya lapangan gas ini bisa on stream sesuai target.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo Djasmari menjelaskan setelah POD disetujui, proses berikutnya adalah melakukan FEED (Front End Engineering Design) dan persiapan lain di antaranya analisis dampak lingkungan (AMDAL), Survey, Study yang paralel dengan ramping up resource.
“Ini akan dilakukan secepatnya sehingga pekerjaan eksekusi dapat dilakukan dengan kecepatan maksimum mengingat proyek ini sudah ditunggu-tunggu,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/12).
Baca Juga: SKK Migas Sudah Setujui Revisi Rencana Pengambangan Blok Masela
Wahju mengemukakan, proses FEED dan persiapan pemboran bisa juga berjalan secara paralel.
Nantinya waktu pemboran akan dilakukan setelah fasilitas produksi siap. “Proses FEED & EPCI (Engineering, Procurement, Construction and Installation) diperkirakan sampai dengan 2029 di mana sesuai dengan target onstream Blok Masela,” tandasnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan pada 28 November 2023 lalu pihaknya sudah menyetujui revisi kedua rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok Masela.
“Pengembangan Blok Masela membutuhkan investasi sekitar US$ 19,8 miliar, estimasi ini ditambah dengan fasilitas carbon capture (CCS). Revisi kedua PoD 1 sudah disetujui dan target on stream akhir 2029,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (30/11).
Dwi menjelaskan lebih lanjut, gambaran produksi dari Blok Masela masih sama seperti sebelumnya. Lapangan gas tersebut akan memproduksi 9,5 juta ton LNG pertahun, 150 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) untuk gas pipa untuk dialirkan ke industri petrokimia atau pupuk di wilayah sekitar. Kemudian 35.000 barel kondensat perhari.
Baca Juga: Pemerintah Sudah Setujui Revisi Rencana Pengembangan Blok Masela
Blok Masela dikembangkan oleh konsorsium yang dioperatori Inpex yang mengempit hak partisipasi (PI) sebanyak 65%, kemudian Pertamina memegang 20% PI, dan Petronas 15% PI.
Saat ini, lanjut Dwi, pihaknya sedang mendorong Inpex dan anggota konsorsium untuk mempercepat semua proses yang berjalan sehingga target produksi bisa tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News