Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hingga kuartal I tahun ini, marketing sales PT Agung Podomoro Land Tbk tercatat Rp 939,7 miliar. Perolehan pengembang dengan kode saham APLN tersebut susut 48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Justini Omas, Sekretaris Perusahaan APLN menjelaskan kepada KONTAN, ada sejumlah hal yang menjadi pemicu penurunan ini. Pertama, sisa perlambatan permintaan properti tahun lalu yang masih berlangsung hingga kuartal I tahun ini.
Kedua, soal rencana pemerintah terkait revisi nilai objek pajak, tambahan pajak penghasilan (PPh) 5% untuk properti dengan harga jual diatas Rp 2 miliar. Hal ini membuat para calon pembeli lebih memilih untuk menahan pembeliannya.
"Takutnya sudah terlanjur beli, tapi kebijakan (pajak barang mewah untuk apartemen) benar diberlakukan," ujar Justini, (10/4).
Mengingatkan saja, sebelumnya yang terkena PPh 5% adalah hunian rumah atau apartemen seharga di atas Rp 10 miliar dan luas bangunan di atas 400 meter persegi (m²) untuk apartemen dan 500 m² untuk rumah. Nantinya, ketentuan berlaku untuk harga jual di atas Rp 2 miliar dan luas di atas 150 m² untuk apartemen dan 400 m² lebih bagi rumah.
Tahun ini, APLN membidik marketing sales Rp 6,5 triliun, naik tipis dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp 6 triliun. Dengan posisi hingga kuartal I, berarti realisasi marketing sales perseroan baru tercapai 16% dari target 2015.
Ada sejumlah proyek yang bakal dikerjakan guna memenuhi target hingga akhir tahun. Salah satunya adalah proyek superblok di kawasan Klender. Sejauh ini, manajemen tengah melakukan tes pasar atas proyek tersebut.
"Diharapkan respon pasarnya bagus, dan mudah-mudahan secara resmi bisa kami luncurkan akhir semester I," pungkas Justini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News