Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara yang pertumbuhan ekonominya tertekan akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu. Meskipun terjebak di tengah situasi yang serba tidak pasti, sebenarnya Indonesia masih memiliki peluang untuk mengembangkan sumber daya dan lini bisnis baru melalui transformasi digital.
"Namun kita tidak sendiri dalam situasi ini, oleh karena itu kita harus tetap melihat bahwa tetap akan ada peluang baru yang muncul dan kita harus dimanfaatkan sebaik mungkin," ujar CEO & Founder Anchanto, Vaibhav Dabhade kepada Kontan.co.id baru-baru ini.
Digitalisasi ekonomi yang terjadi cukup pesat, menuntut para pelaku usaha untuk dapat memiliki visi jauh ke depan serta menuntut mereka untuk dapat beradaptasi dengan berbagai macam perubahan, termasuk di dalamnya gempuran teknologi di era 4.0.
"Dunia usaha harus menjadi yang terdepan dalam perubahan lanskap dan mengadopsi teknologi yang dapat membantu mereka untuk bisa terhubung dengan pelaku industri lainnya dan menerapkan strategi bisnis yang terbaik," sebut dia.
Baca Juga: Usung empat Pilar Utama,Arsjad Rasjid Daftarkan Dirinya Menjadi Ketum Kadin2021-2026
Maka dari itu, revolusi industri 4.0 dapat memberikan berbagai peluang baru bagi setiap jenis dan ukuran bisnis di Indonesia. Tak terkecuali bagi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Perubahan lanskap yang sangat cepat, secara khusus dapat membantu sektor UMKM untuk tumbuh dengan pesat, sementara bagi pelaku industri yang sudah mapan ini merupakan tantangan untuk bisa berbelanja dengan lebih cepat," terangnya.
Vaibhav menyebut, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan para pelaku usaha dalam memanfaatkan revolusi industri 4.0 antara lain, meninjau kembali model bisnis yang telah ada, melakukan investasi teknologi, memiliki pandangan terbuka atas peluang baru, serta menyusun strategi dan target jangka panjang.
"Hal ini akan membuat para pelaku industri memastikan bahwa mereka tidak mengalami kerugian dengan perubahan yang terjadi, dan melakukan berbagai langkah strategi untuk memastikan tetap mendapatkan keuntungan dari perubahan ini," tambah Vaibhav.
Baca Juga: Bisa ikut pelatihan menarik & gratis, yuk daftar Fresh Graduate Academy dari Kominfo
Dia menilai, Indonesia merupakan “rumah” bagi startup dan bisnis baru lain yang ikut mendorong terjadinya digitalisasi di Kawasan Asia Tenggara. Wilayah Indonesia yang luas dan potensi permintaan yang ada, ini memberikan prospek yang positif untuk keseluruhan pasar.
Industri Manufaktur sebagai Sektor Prioritas Revolusi Industri 4.0
Kondisi pandemi yang terjadi saat ini, turut berpengaruh terhadap laju industri manufaktur. Sehingga, para pelaku usaha di sektor manufaktur harus melakukan restrukturisasi serta penataan kembali bisnis yang dijalani.
Hal itu, terang Vaibhav, merupakan waktu yang tepat bagi industri manufaktur untuk dapat sekaligus menjajaki peluang bisnis baru seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Sebagaimana diketahui, industri manufaktur merupakan salah satu sektor industri yang mesti diprioritaskan di dalam revolusi industri 4.0.
Baca Juga: Manfaatkan peluang, INAF bidik investasi asing jajakan jasa toll manufacturing
"Untuk kedepannya, pabrikan harus fokus untuk mengurangi resiko, melakukan diversifikasi bisnis mereka, dan terus melakukan bisnis serta berpikir untuk menangkap dan bersiap untuk menghadapi situasi yang sama dengan pandemi seperti saat ini di masa yang akan datang," terangnya.
Demi mencapai peluang-peluang bisnis tersebut, para pelaku usaha dituntut untuk dapat memanfaatkan setiap teknologi yang ada. "Pelaku bisnis perlu memanfaatkan teknologi yang dapat membantu mereka dengan informasi terkini, prediksi permintaan kedepan, dan harus selangkah lebih maju," pungkas dia.
Selanjutnya: Menaker Ida Fauziyah resmikan Balai Latihan Kerja Komunitas milik serikat pekerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News