Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) berpotensi untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor industri. Peluang kolaborasi yang akan dijajaki kedua belah pihak antara lain investasi di industri pembangkit listrik, industri alat kesehatan, industri energi alternatif dan migas, serta industri pengolahan air.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia memandang Uni Emirat Arab sebagai mitra strategis, khususnya Dubai sebagai salah satu hub perdagangan dunia untuk peningkatan ekspor produk industri kita ke berbagai negara. Potensi investasi industri power plant di Indonesia seiring upaya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang ditargetkan mencapai 35.000 MW, terdiri dari 291 unit pembangkit listrik, 735 jalur jaringan transmisi, dan 1.273 unit gardu induk dengan total investasi Rp1.189 triliun.
“Kami juga tengah memfasilitasi penelitian dan pengembangan produk solar cell untuk implementasi di industri dan masyarakat,” ujarnya seusai menerima Delegasi Investor Swasta Persatuan Emirat Arab yang dipimpin oleh CEO Tashyeed Group, Zayed Bin Owaidah Al Qubaisy di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/2).
Melihat potensi di industri alat kesehatan, pemerintah tengah mendorong penggunaan teknologi terkini secara terintegrasi termasuk komponen, bahan baku dan bahan penolong. “Kami berharap juga adanya pendirian center of excellent yang mencakup kegiatan litbang dalam mendukung produksi alat kesehatan dasar massal untuk keperluan dalam negeri,” imbuh Menperin.
Selanjutnya, pemerintah sedang berupaya mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) khususnya pada teknik desain produk alat kesehatan. “Bahkan, kami menggenjot penguatan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM) yang menghasilkan komponen alat kesehatan melalui bantuan teknis dan peralatan uji,” ungkap Airlangga.
Salah satu program Pemerintah Indonesia yang sekarang dinilai menjadi daya tarik bagi para investor, yaitu pengembangan kompetensi SDM industri melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi. Bahkan, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai skema pemberian insetif fiskal kepada investor yang akan mengembangkan pendidikan vokasi dan pusat inovasi di Tanah Air.
“Bagi perusahaan yang melakukan kerja sama dengan sekolah kejuruan serta memberikan pemagangan dan penyediaan alat industri, akan diberikan tax allowance sebesar 200%,” ungkapnya.
Sedangkan, perusahaan yang berkomitmen membangun fasilitas penelitian dan pengembangan di dalam negeri, akan diberikan tax allowance sebesar 300%.
Beberapa perusahaan di Uni Emirat Arab, yang menyatakan minat investasi di Indonesia, antara lain Emaar, Dubai World, Drydock, Limitles, Etisalat, Mudabala, IPIC, dan Al Dhahra. Uni Ermirat Arab telah berinvestasi ke Indonesia sebanyak US$ 55 juta dengan 80 proyek pada tahun 2016. Pencapaian itu meningkat dari investasi US$ 19,25 juta tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News