Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia dalam negeri masih menghadapi pesaing berat dari produk impor. Tahun lalu Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat jumlah impor produk petrokimia mencapai Rp 220 triliun atau sekitar 70% dari total impor bahan kimia di Tanah Air.
Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemprin , Senin (5/2) menyatakan, agar ketergantungan impor dapat berkurang, investasi sektor hulu harus didorong. Karena itulah pemerintah berupaya menarik investasi sektor hulu petrokimia.
Tercatat saat ini kebutuhan produk petrokimia dalam negeri mencapai 5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri hanya sebesar 1 juta ton per tahun. Sedangkan sisanya masih harus disuplai dari impor.
Kemperin menargetkan dalam waktu lima tahun kedepan produksi dari industri di dalam negeri bisa memenuhi permintaan tersebut. Optimisme ini, seiring dengan mulai banyaknya minat investasi di dalam negeri.
Tahun ini, laju pertumbuhan industri kimia, tekstil dan aneka industri cenderung stagnan. Sigit memproyeksi kan, pertumbuhan sektor ini hanya sekitar 4,75%. Kenaikan ini tidak berbeda jauh dibanding dengan laju pertumbuhan tahun lalu yang berada di kisaran 4,42%.
Permintaan naik
Di tahun politik ini, permintaan bahan baku petrokimia diproyeksikan meningkat. Pertumbuhan bisnis di sektor makanan dan minuman membuat permintaan bahan baku plastik terdorong naik.
Peningkatan permintaan ini diperkirakan terjadi pada bahan baku jenis polietilena (PE) dan polipropilena (PP). "Kalau industri makanan dan minuman naik, packaging juga ikut naik, sehingga meningkatkan pula pemintaan plastik," ujar Fajar Budiono, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas).
Saat ini ada beberapa perusahaan yang telah merencanakan investasi baru di sektor petrokimia. Misalnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang menambah kapasitas produksi. PT Lotte Chemical Titan Tbk dan PT Polytama Propindo juga akan ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News