kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.845   62,00   0,37%
  • IDX 6.678   64,31   0,97%
  • KOMPAS100 965   12,70   1,33%
  • LQ45 752   9,64   1,30%
  • ISSI 212   1,74   0,83%
  • IDX30 390   4,66   1,21%
  • IDXHIDIV20 469   4,65   1,00%
  • IDX80 109   1,41   1,30%
  • IDXV30 115   1,51   1,33%
  • IDXQ30 128   1,42   1,12%

Ribuan Petani Ikan eFishery Gagal Panen, Wamenkop: Saya Akan Temui Para Petani Ikan


Selasa, 18 Februari 2025 / 21:27 WIB
Ribuan Petani Ikan eFishery Gagal Panen, Wamenkop: Saya Akan Temui Para Petani Ikan
ILUSTRASI. Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono, saat berkunjung ke Redaksi KONTAN di Jakarta, Kamis (5/12/2024). KONTAN/panji Indra


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Koperasi berharap para petani ikan yang tergabung dalam eFishery bisa kembali berbisnis dan produktif lagi. Meskipun memang diprediksi pada tahun ini para petani ikan dan udang itu akan gagal panen karena tidak ada yang akan membeli.

Ferry Juliantono Wakil Menteri Koperasi mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan pilot project untuk para petani ikan dan nelayan di berbagai daerah. Salah satu lokasi yang dijadikan percontohan adalah para petani ikan dan nelayan di Muara Gembong, Bekasi.

“Kami launching di Muara Gembong dengan skema bisnis para petani ikan dan nelayan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB),” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).

Selain itu, pihaknya juga tengah membina koperasi dipasena. “Dengan pengalaman itu, saya berharap para petani korban dari eFishery itu bisa juga mengikuti jejak skema bisnis koperasi,” terang dia.

Melalui pengalaman itu kemudian Ferry mengatakan bahwa petani ikan yang menjadi mitra eFishery akan bisa berbisnis lagi dengan bantuan LPDB dan menghimpun diri menjadi koperasi. “Nanti saya ingin temui mereka. Nanti kita bisa buat koperasi petani ikan yang kuat,” ungkap dia.

Ketua Kelompok Petani Ikan Tasik Mujahid mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM. Namun, sampai saat ini belum ada yang menanggapi. “Kami mesti bagimana, sudah tidak ada yang membeli. Saya sudah investasi miliaran, nasib kami bagaimana?” ujar dia.

Ia menjelaskan bahwa dirinya adalah petani ikan lele yang sebelumnya hanya memiliki 30 kolam. Tetapi dengan adanya program eFishery maka dirinya berinvestasi menjadi 180 kolam ikan lele.

“Selama ada program itu saya terbantu. Karena memang ada akses pembelian yang pasti setiap hari. Saya produksi 3 ton per hari,” jelasnya.

Melalui program iFeshery Mujahid bisa mendapatkan margin sebesar Rp 3.000 per kilogram. “Saya berharap program dari eFishery bisa berjalan lagi. Karena ini menguntungkan para petani ikan,” ucap dia.

Namun, saat ini program Efishery terhenti. Mujahid mengatakan bahwa tidak ada lagi yang membeli ikan lele hasil panen 3 ton per hari. Padahal jika panen ikan lele telat maka harga di pasaran akan turun," kata dia.

Icad, mantan karyawan eFishery yang juga mantan Sekjen Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN) mengatakan saat ini operasional eFishery sudah berhenti sehingga banyak petani ikan dan pembudidaya yang dirugikan. Tidak ada lagi yang mendampingi mereka dalam berbisnis.

“Mereka mengatakan, tahun ini sudah pasti gagal panen. Ini menyedihkan padahal mereka sangat bergantung pada eFishery selama ini,” terang dia.

Selanjutnya: BI Kemungkinan Tak Lagi Andalkan SRBI untuk Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

Menarik Dibaca: Zalora Kembali Hadirkan Zaloraya, Berlangsung 21 Februari hingga 2 Maret

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×