kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rilis proyek baru, SMRA tetap targetkan marketing sales Rp 4 triliun


Kamis, 22 November 2018 / 19:50 WIB
Rilis proyek baru, SMRA tetap targetkan marketing sales Rp 4 triliun
Manajemen Summarecon Agung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) masih mempertahankan target marketing sales sebesar Rp 4 triliun di tahun ini. Pengembang ini masih berharap target tercapai dengan peluncuran proyek baru dan sekaligus produk baru di sisa tahun 2018 ini.

Hingga akhir Oktober 2018, SMRA baru mengantongi marketing sales atau penjualan pemasaran Rp 2,4 triliun. Jumlah itu setara 60% dari target. Penyumbang terbesar masih dari Summarecon Serpong dengan kontribusi 47%, disusul Summarecon Bekasi 28%, Summarecon Kelapa Gading 9%, Summarecon Karawang 13 % dan sisanya dari Summarecon Bandung.

Adrianto P Adhi, Presiden Direktur SMRA mengatakan, penjualan produk-produk properti SMRA secara harian dalam dua bulan terakhir meningkat dan peluncuran-peluncuran produk baru yang dilakukan juga terserap dengan cepat. Oleh karena itu, dirinya masih optimistis pasar semakin membaik di akhir tahun ini.

SMRA akan meluncurkan proyek baru bertajuk Summarecon Mutiara Makassar akhir bulan ini dengan luas pengembangan 400 hektare (ha). Tahap awal akan dirilis dua klaster rumah tapak yakni Jade Residence dan Beryl dengan harga mulai Rp 800 juta-Rp 2,2 miliar. Kemudian, SMRA juga meluncurkan klaster baru.

"Kami masih menunggu hasil dari dua proyek ini dan juga dari penjualan harian dalam dua bulan ini. Dan berharap bisa menutupi target kami Rp 4 triliun." kata Adrie di Jakarta, Kamis (22/11).

Perbaikan pasar, menurutnya, bisa tercermin dalam penjualan klaster Mozart di Summarecon Serpong yang bisa terjual Rp 180 miliar dan kalster baru di Bandung senilai Rp 125 miliar dalam sehari.

Dengan melihat kondisi dua bulan terakhir, Adrie optimistis kondisi pasar properti pada kuartal I 2019 akan lebih baik dari kuartal IV tahun ini. Pasalnya, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia banyak mendorong industri properti seperti relaksasi loan to value (LTV) kredit properti, penyederhanaan perizinan dan lain-lain.

"Dengan relaksasi LTV, aturan uang muka untuk rumah pertama tidak diatur sehingga kami jadi lebih mudah untuk membuat program-program untuk mempermudah konsumen mendapatkan rumah," kata Adrie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×