kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021


Kamis, 10 Februari 2022 / 15:08 WIB
Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021
ILUSTRASI. Pengunjung menikmati kuliner. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

Menariknya, dari akhir era inkubasi hingga saat ini, minat investor semakin kuat untuk mengembangkan startup-startup F&B serta ekosistem pendukungnya. Segmen F&B non-restoran diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 426 miliar pada tahun 2030 di Indonesia.

Hal ini dikarenakan layanan F&B yang terus beradaptasi dengan preferensi konsumen yang selalu berkembang untuk pesan antar makanan dibandingkan makan di tempat (dine-in), yang semakin dipicu oleh pandemi. GMV (Gross Merchandise Value) pesan-antar makanan akan mencapai US$ 14,1 miliar pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan yang diprediksi sebesar 21,5% antara tahun 2020-2025.

Peluncuran laporan ini bertepatan dengan perusahaan portofolio Alpha JWC, Kopi Kenangan, menjadi unicorn pertama dari industri F&B di Asia Tenggara, dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.

Laporan ini membahas bagaimana Kopi Kenangan melewati kondisi pasar yang menantang yang diakibatkan pandemi dengan cara pemanfaatan ruang yang optimal, penggunaan aplikasi, dan lain-lain. Laporan ini juga mengulas profil dan perjalanan startup-startup terkemuka lainnya, seperti Mangkokku, Hangry, dan Lemonilo, sebagai ilustrasi dari pembelajaran dan perkembangan di berbagai era.

Baca Juga: Tahun 2022, Sektor-Sektor Ini yang Prospektif Mendorong Kredit Perbankan

“Kami sangat antusias menyaksikan evolusi industri F&B dalam beberapa tahun terakhir. Ketika perilaku konsumen berubah dan ekspektasi meningkat, perusahaan yang bersaing dalam industri ini juga menjadi lebih tangguh. Saya melihat hal ini sebagai siklus dinamis yang sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan inovasi di industri F&B. Hasil dari perkembangan ini sudah terlihat dengan munculnya unicorn F&B pertama Asia Tenggara, Kopi Kenangan, serta startup-startup F&B lainnya yang sedang menyiapkan diri untuk pertumbuhan besar di tahun-tahun mendatang. Setiap era lebih menarik dan menggairahkan daripada yang sebelumnya," tutur Eko Kurniadi, Partner, Alpha JWC Ventures dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (10/2).

Andi Haswidi, Head of ASEAN Research, DealStreetAsia juga menambahkan, Startup F&B hadir untuk mengatasi masalah krusial yang dialami industri ini selama beberapa dekade ke belakang.

Ia menilai, didorong oleh perkembangan teknologi dan perubahan perilaku selama pandemi, sektor ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat serta akan meningkat pesat dalam mendongkrak keuntungan.

Semua data yang dikutip dalam laporan ini berdasarkan pada penelitian lapangan, wawancara dengan responden atau narasumber perusahaan seperti Alpha JWC Ventures, ESB, Hangry, dan Mangkokku, laporan industri, pengumuman perusahaan, laporan media, dan pengajuan peraturan di Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapura, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Indonesia dan DATA VANTAGE DealStreetAsia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×