kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021


Kamis, 10 Februari 2022 / 15:08 WIB
Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021
ILUSTRASI. Pengunjung menikmati kuliner. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Firma modal ventura Alpha JWC Ventures hari ini mengumumkan peluncuran studi terbarunya yang bertajuk “Tapping into Indonesia’s F&B Revolution”.

Studi ini merupakan hasil kolaborasi dengan portal berita bisnis regional DealStreetAsia. Tapping into Indonesia’s F&B Revolution membahas aktivitas pendanaan modal ventura di industri F&B (Food and Beverages, atau kuliner) di Asia Tenggara dan juga menyajikan pembahasan menyeluruh terkait pertumbuhan eksponensial yang terjadi pada beberapa sektor industri F&B.

Selain itu, laporan ini juga menyajikan profil startup (perusahaan rintisan) kuliner dengan performa terbaik di Asia Tenggara, termasuk di antaranya Kopi Kenangan, Hangry, Mangkokku, dan ESB. Laporan ini juga memberikan prediksi tren industri kuliner di masa depan.

Startup F&B di Asia Tenggara yang terdiri atas empat kategori, Makanan dan Minuman Segar (Fresh F&B), Pesan Antar Makanan (Food Delivery), Aplikasi Direktori Restoran (Restaurant Discovery Apps), dan Layanan Daring Kebutuhan Sehari-hari (Online Grocery Services) mencatat total pendanaan senilai US$ 461 juta dari 49 pendanaan di tahun 2021, meningkat secara signifikan dari US$ 250 juta di 2020 dan US$ 115 juta di 2019.

Selain itu, startup F&B Asia Tenggara juga telah memperoleh dana lebih dari US$ 900 juta dari pendanaan pemodal swasta selama 1 dekade terakhir (dari 2012 hingga 2021), di mana startup-startup asal Indonesia mendominasi pendanaan tersebut dengan lebih dari US$ 644 juta.

Baca Juga: Organisasi Internasional Mendukung Indonesia dalam Transisi Energi G20

Lebih lanjut, laporan ini mencatat bahwa di Indonesia, layanan Fresh F&B dan Online Grocery Services mengalami pertumbuhan paling cepat di antara kategori F&B lainnya selama pandemi.

Bahkan dengan pertumbuhan tersebut, baik dari segi valuasi perusahaan maupun penggunaan produk, potensi pengembangan sektor kuliner masih terbuka lebar, terlihat dari rendahnya penggunaan layanan F&B berbasis teknologi di Indonesia bila dibandingkan dengan angka penetrasi penggunaan ponsel dan internet.

Laporan ini juga mengidentifikasi empat era di industri F&B Indonesia, yakni era konvensional, inkubasi, pertumbuhan (emerging), dan kematangan (mature), dengan setiap era memiliki tingkat kesulitan, model bisnis, dan perusahaan-perusahaan unggulannya sendiri.

Saat ini, Indonesia tengah berada di era pertumbuhan (emerging) yang ditandai dengan munculnya banyak perusahaan kuliner yang didukung teknologi serta munculnya startup unicorn F&B pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, Kopi Kenangan. Seiring berjalannya waktu, kita juga melihat beberapa perusahaan F&B menyiapkan ekspansi regional, yang menurut laporan akan terjadi secara signifikan pada tahun 2025.

Menariknya, dari akhir era inkubasi hingga saat ini, minat investor semakin kuat untuk mengembangkan startup-startup F&B serta ekosistem pendukungnya. Segmen F&B non-restoran diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 426 miliar pada tahun 2030 di Indonesia.

Hal ini dikarenakan layanan F&B yang terus beradaptasi dengan preferensi konsumen yang selalu berkembang untuk pesan antar makanan dibandingkan makan di tempat (dine-in), yang semakin dipicu oleh pandemi. GMV (Gross Merchandise Value) pesan-antar makanan akan mencapai US$ 14,1 miliar pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan yang diprediksi sebesar 21,5% antara tahun 2020-2025.

Peluncuran laporan ini bertepatan dengan perusahaan portofolio Alpha JWC, Kopi Kenangan, menjadi unicorn pertama dari industri F&B di Asia Tenggara, dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.

Laporan ini membahas bagaimana Kopi Kenangan melewati kondisi pasar yang menantang yang diakibatkan pandemi dengan cara pemanfaatan ruang yang optimal, penggunaan aplikasi, dan lain-lain. Laporan ini juga mengulas profil dan perjalanan startup-startup terkemuka lainnya, seperti Mangkokku, Hangry, dan Lemonilo, sebagai ilustrasi dari pembelajaran dan perkembangan di berbagai era.

Baca Juga: Tahun 2022, Sektor-Sektor Ini yang Prospektif Mendorong Kredit Perbankan

“Kami sangat antusias menyaksikan evolusi industri F&B dalam beberapa tahun terakhir. Ketika perilaku konsumen berubah dan ekspektasi meningkat, perusahaan yang bersaing dalam industri ini juga menjadi lebih tangguh. Saya melihat hal ini sebagai siklus dinamis yang sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan inovasi di industri F&B. Hasil dari perkembangan ini sudah terlihat dengan munculnya unicorn F&B pertama Asia Tenggara, Kopi Kenangan, serta startup-startup F&B lainnya yang sedang menyiapkan diri untuk pertumbuhan besar di tahun-tahun mendatang. Setiap era lebih menarik dan menggairahkan daripada yang sebelumnya," tutur Eko Kurniadi, Partner, Alpha JWC Ventures dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (10/2).

Andi Haswidi, Head of ASEAN Research, DealStreetAsia juga menambahkan, Startup F&B hadir untuk mengatasi masalah krusial yang dialami industri ini selama beberapa dekade ke belakang.

Ia menilai, didorong oleh perkembangan teknologi dan perubahan perilaku selama pandemi, sektor ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat serta akan meningkat pesat dalam mendongkrak keuntungan.

Semua data yang dikutip dalam laporan ini berdasarkan pada penelitian lapangan, wawancara dengan responden atau narasumber perusahaan seperti Alpha JWC Ventures, ESB, Hangry, dan Mangkokku, laporan industri, pengumuman perusahaan, laporan media, dan pengajuan peraturan di Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapura, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Indonesia dan DATA VANTAGE DealStreetAsia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×