kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ritel 2009 Tumbuh Lebih Mini


Senin, 05 Januari 2009 / 11:05 WIB
Ritel 2009 Tumbuh Lebih Mini


Reporter: Aprillia Ika |

JAKARTA. Bisnis ritel mengukir pertumbuhan sebesar 20% di tahun 2008 dibandingkan tahun 2007. Dalam tahun 2008 lalu, banyak toko-toko baru bermunculan. Secara total, pendapatan pedagang eceran tahun 2008 lalu adalah sekitar Rp 60 triliun.

Lantas, di tahun kerbau, para peritel memprediksi pendapatan mereka hanya sebesar Rp 70 triliun. Atau, hanya naik sebesar 17% dari pendapatan tahun 2008 lalu.

Pasalnya, para peritel mengkhawatirkan dampak lanjutan dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/2008 tentang aturan pembatasan impor lima produk. Padahal, produk-produk tersebut kebanyakan menjadi bahan dasar pembuatan barang lokal.

"Misalkan saja dalam industri pakaian, pembatasan impor benang bisa berdampak ke kelanjutan pasokan produk pakaian ke peritel," ujar Tutum Rahanta, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Pada tahun 2009 ini juga ada beberapa proyek mall dan trade center yang tertunda karena sektor properti melemah, likuiditas kering, dan sektor perbankan bakal pilih kasih dalam mengucurkan kredit. Sehingga, pertumbuhan gerai ritel bakal melambat lantaran tertunda.

Selain itu, ganjalan para peritel di tahun 2009 ini adalah masih kendurnya daya beli masyarakat akibat terpukul dampak resesi global. Tak heran jika masyarakat lebih suka membeli kebutuhan pokok semata ketimbang membeli barang-barang kebutuhan sekunder atau tersier lainnya seperti pakaian atau barang elektronik.

"Untuk barang-barang konsumsi sehari-hari, orang tidak akan berhenti mencari," ujar Direktur Retailer Service AC Nielsen Yongky Suryo Susilo. Tak heran jika kelas ritel minimarket bakalan lebih bisa bertahan daripada kelas departemen store yang hanya menjual pakaian semata.

Yongky pun memprediksi bisnis ritel masih kinclong di tahun kerbau. "Tahun 2009, bisnis ritel masih bisa tumbuh sampai 15%," lanjut Yongky. Sementara untuk toko tradisional, Yongky malah memprediksi bakal tumbuh sampai 20%, terutama untuk pasar tradisional yang rapi dan bersih. "Karena kultur orang Indonesia untuk mengonsumsi produk segar masih sangat tinggi," pungkasnya.

Tabel : Pertumbuhan Bisnis Ritel

Tahun Pertumbuhan
2001 8%
2002 8%
2003 14%
2004 14%
2005 15%
2006 16%
2007 16%
2008 22%
2009 15%

Sumber: AC Nielsen, 2008

Tabel : Pertumbuhan Penjualan Barang-barang di Ritel Modern 2008

Jenis Barang Besaran
Makanan dan minuman 28%
Kebutuhan pribadi 16%
Kebutuhan rumah tangga 12%

Sumber: AC Nielsen, 2008

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×