kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Rogoh kocek Rp 280 miliar, Eagle High (BWPT) bangun pabrik ke-10


Sabtu, 02 Juni 2018 / 12:01 WIB
Rogoh kocek Rp 280 miliar, Eagle High (BWPT) bangun pabrik ke-10
ILUSTRASI. RUPS PT Eagle High Plantations Tbk


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eagle High Plantations Tbk meluaskan rencana bisnis. Emiten kebun dengan kode saham BWPT ini berencana membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Pabrik ke-10 ini memiliki kapasitas pengolahan sawit hingga 60 ton per jam. Rencananya, pabrik ini akan kuartal empat tahun ini.

Nicolaas B Tirtadinata, Direktur Utama BWPT mengatakan, pembangunan PKS ini merupakan strategi perusahaan untuk meningkatkan pengolahan tandan buah segar (TBS) dari kebun inti dan plasma perusahaan. "Apalagi dalam dua tahun mendatang, ada tambahan produksi TBS dari tanaman yang sudah menghasilkan milik perusahaan," ujarnya, Kamis (31/5).

Nicolaas melanjutkan, selain membangun pabrik baru, BWPT juga berencana membangun bulking station di Kaltim. Bulking station ini disiapkan dengan kapasitas simpan sebanyak 4.000 metrik ton (mt).

Guna mewujudkan pembangunan pabrik baru ini, BWPT telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 280 miliar. Harapannya pabrik tersebut bisa beroperasi komersial pada tahun 2020.

Adapun di tahun ini, perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Rajawali ini juga mengaku tengah menyelesaikan pabrik pengolahan sawit kesembilan yang dibangun di Papua. Pabrik yang terletak di kabupaten Keerom ini memiliki kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam dan bisa ditingkatkan hingga 90 ton per jam. Pabrik ini diperkirakan bakal mulai beroperasi bulan September mendatang.

Saat ini, BWPT telah memiliki delapan PKS yang berlokasi di Kalimantan dengan total kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton per tahun. Jika PKS di Papua beroperasi pada September ini, total kapasitas produksi akan bertambah menjadi 2,85 juta ton per tahun.

Direktur BWPT Henderi Djunaedi menambahkan, untuk memaksimalkan ekspansi perusahan tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal Rp 400 miliar. Nilai tersebut sama dengan capex 2017.

Ia mengatakan perseroan ini tidak hanya membangun pabrik, tapi juga membangun infrastruktur lain seperti perumahan karyawan, dan persiapan pohon sawit. "Belanja modal ini kombinasi dari 30% ekuitas dan 70% pinjaman perbankan," bebernya.

BWPT mengaku akan terus menambah jumlah pabrik. Pasalnya, produksi tanaman kelapa sawit perusahaan ini akan meningkat seiring dengan semakin primanya usia produksi perkebunan sawit.

Ia menargetkan dalam waktu tiga sampai empat tahun mendatang, BWPT akan membangun PKS sebanyak lima unit. "Kami membangun PKS secara proporsional tergantung kebutuhan dan produksi kami," jelasnya.

Pada kuartal I-2018, BWPT masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 76,4 miliar. Kerugian tersebut membengkak 371% dibandingkan periode sama 2017 yang sebesar Rp 16,22 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×