Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Operasional jaringan pipa gas Gresik, Jawa Timur dan Sei Gelam, Jambi belum berdampak signifikan bagi kinerja kuartal I 2017 PT Rukun Raharja Tbk. Alih-alih tumbuh, pendapatan justru menyusut 15,09% menjadi US$ 38,07 juta sepanjang triwulan pertama tahun ini.
Pembangunan dua jaringan pipa gas tersebut rampung sejak tahun lalu. Rukun Raharja menghabiskan dana investasi sekitar US$ 28 juta untuk membangun kedua jaringan pipa yang memiliki total panjang 32 km.
Rukun Raharja mengaku, kontribusi pendapatan dari jaringan pipa gas Gresik dan Sei Gelam belum maksimal. "Jadi kami optimalisasi, sehingga ke depan kontrihbusinya akan semakin meningkat," ujar Cindy Budijono, Sekretaris Perusahaan PT Rukun Raharja Tbk. kepada KONTAN, Rabu (17/5).
Harapan besar memang ada dalam dua proyek jaringan pipa gas tadi. Dengan tambahan dua infrastruktur itu, Rukun Raharja menargetkan distribusi gas pada tahun 2017 tumbuh 20%. Mengacu pada realisasi distribusi gas tahun lalu sebanyak 21,86 mmscfd, berarti target tahun ini sekitar 26,23 mmscfd.
Mayoritas atau 60% pasokan gas Rukun Raharja berasal dari ConocoPhillips. Sementara 40% sisanya berasal dari gas hasil produksi PT Pertamina EP dan JOB Pertamina-Talisman.
Kalau target penyaluran gas tahun ini terpenuhi, Rukun Raharja berpotensi meraup pendapatan US$ 201,74 juta. Sebagai perbandingan, tahun lalu perusahaan berkode saham RAJA di Bursa Efek Indonesia mencetak pendapatan sekitar US$ 186,91 juta.
Menunggu kabar PLN
Sembari memaksimalkan jaringan pipa gas yang ada, Rukun Raharja akan mengembangkan pipa gas Tanjung Jabung Timur di Jambi. Pipa itu untuk menyalurkan gas ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) peaker Jambi. Namun, pembangunan PLTG peaker Jambi masih menunggu restu dari PT Perusahaan Listrik Negara alias PLN.
Ada dua skenario infrastruktur gas PLTG Tanjung Jabung Timur. Kalau menggunakan compressed natural gas (CNG), Rukun Rajarja perlu duit investasi US$ 25 juta-US$ 30 juta. Sementara jika menggunakan pipa gas, mereka butuh dana US$ 10 juta-US$ 15 juta.
Tak cuma infrastruktur gas, Rukun Raharja tertarik membangun proyek setrum. Mereka sedang mengikuti tender PLTG Jawa Bali IV dengan nilai investasi US$ 550 juta. "Dari PLN belum ada perkembangan," kata Cindy.
Cari dana akuisisi
Meskipun diversifikasi bisnis pembangkit listrik belum juga terealisasi, Rukun Raharja sudah mencanangkan ekspansi lain. Dalam waktu dekat, mereka akan mengakuisisi salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas).
Agar rencana mulus, Rukun Raharja akan menggalang dana melalui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebuh dulu atau private placement. Pemegang saham sudah menyetujui rencana tersebut. Jadi salah satu pemegang sahamnya yakni PT Sentosa Bersama Mitra, bakal 407,71 saham baru. Lantas, Rukun Raharja mendapatkan dana segar Rp 10,19 miliar.
Rukun Raharja masih merahasiakan KKKS atau blok migas yang diincar. Alasannya, belum menemukan kesepakatan dengan calon perusahaan yang akan dicaplok.
Yang terang, Rukun Raharja menampik Blok Mahakam sebagai objek incaran. "Tidak, di Blok Mahakam tidak investasi, kalau sampai ada sesuatu yang besar tentu pemegang saham harus tahu dulu, kan," tandas Cindy Budijono, Sekretaris Perusahaan PT Rukun Raharja Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News