Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
BEKASI. Kendati apartemen kian menjamur di Bekasi, ada lokasi tertentu di mana rumah tapak (landed house) masih jadi incaran utama. Penyebabnya, lahan kosong dengan harga murah di Bekasi masih mudah ditemui dibandingkan di Jakarta.
Dengan demikian, menurut Member Broker Centery21 Anothy Hoo, konsumen memiliki pilihan untuk membeli atau membangun rumah dibandingkan apartemen.
"Kalau lahan masih luas sekali, seperti Bekasi, landed house lebih laku daripada apartemen," ujar Anthony kepada Kompas.com, di Kota Harapan Indah, Bekasi, Senin (9/3/2015).
Anthony menuturkan, meski nilai properti tidak pernah turun, bangunan apartemen bisa mengalami depresiasi tinggi. Sementara kelebihan rumah tapak adalah para penghuni terbiasa menyisakan tanah di belakang rumah. Menurut dia, tanah tidak akan pernah mengalami depresiasi.
Karena itulah rumah tapak lebih diminati. Menurut catatan Cushman and Wakefield Indonesia, Bekasi berkontribusi besar terhadap total penjualan rumah selama semester II tahun 2014. Bersama Tangerang, Bogor, dan Depok, kawasan ini mencetak transaksi sekitar Rp 8,3 triliun.
Segmentasi pasar rumah tapak sendiri, kata Anthony, sangat beragam. "Di Kota Harapan Indah saja bermacam-macam ada yang besar dengan harga mencapai Rp 4 miliar, ada yang di tengah-tengah Rp 1,5 miliar. Ada juga yang masih Rp 500 jutaan. Sesuai kelasnya saja," jelas Anthony.
Untuk kelas menengah ini, menurut dia, ada perumahan terbaru di dekat Kota Harapan Indah, yaitu Segara City. Perumahan ini memang dipersiapkan untuk konsumen yang mampu mencicil mulai dari Rp 4 jutaan.
Sementara harga lahan di Kota Harapan Indah dan sekitarnya, berkisar antara Rp 8 juta per meter persegi hingga Rp 10 juta per meter persegi. Sedangkan untuk lahan di pusat kota, ia tidak lagi memperhitungkannya, karena sudah termasuk daerah sunset bagi rumah tapak.
"Kota (Bekasi) tidak bisa lagi dibandingkan. Itu sudah khusus apartemen," tandas Anthony. (Arimbi Ramadhiani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News