Reporter: Tendi Mahadi, Albertus Prestianta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai rupiah yang kini meloyo terhadap dollar Amerika belum akan mengerek harga jual barang elektronik terlalu tinggi. Efek penurunan itu diperkirakan hanya akan menaikkan harga jual sebesar 2% sampai 5%.
AG Rudyanto, Ketua Electronic Marketers Club mengatakan, kenaikan harga barang elektronik di pasar dalam negeri menjadi efek tidak langsung dari menguatnya kurs dollar. Kenaikan harga lebih disebabkan karena harga spare part elektronik impor telah meningkat. "Kebanyakan dibeli menggunakan mata uang asing, seperti integrated circuit (IC) dan dioda," katanya, Rabu (23/5).
Besarnya kenaikan harga sangat bergantung persaingan pasar dari tiap-tiap jenis produk. Untuk home appliance atau peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, dan air conditioner (AC), diperkirakan akan mengalami kenaikan paling tinggi.
Rudy berpendapat, di segmen peralatan rumah tangga persaingan tidak terlalu ketat, sehingga produsen bisa memasang kenaikan harga jual lebih tinggi. "Rata-rata sebesar 5%," tuturnya. Sedangkan untuk televisi liquid crystal display (LCD) dan light-emitting diode (LED), karena persaingannya lebih ketat kenaikannya lebih kecil berkisar 2% hingga 3%.
Kenaikan harga juga tidak terjadi di produk kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR). "Sejak awal Mei sampai saat ini, harga masih stabil," ujar Devi, salah satu penjual di gerai Jakarta Photography Center (JPC). Menurutnya dari pihak distributor juga belum ada instruksi menaikkan harga.
Penjualan naik 24%
Seperti diketahui, nilai kurs rupiah terus melemah terhadap dollar Amerika. Pada Selasa (22/5) kemarin, kurs tengah dollar terhadap rupiah mencapai level terendah Rp 9.265, menguat tipis dibanding Rabu (16/5) sebesar Rp 9.280.
Menurut Ketua Gabungan Industri Elektronik (Gabel) Ali Soebroto, melemahnya nilai rupiah telah membuat biaya produksi maupun impor barang elektronik meningkat. Oleh karena itulah produsen perlu menaikkan harga. "Stok telah berada dalam proses perjalanan. Pelaku bisnis tidak akan menahan harga jual karena bisa merugi," katanya. Ali memperkirakan kenaikan harga baru akan terjadi pada kuartal III 2012.
Karena baru baru akan naik pada kuartal III 2012, Ali yakin penjualan produk elektronik pada kuartal II tahun ini mampu tumbuh hingga lebih dari 24% dibanding tahun lalu. Dengan pertumbuhan sebesar itu, maka penjualan produk elektronik diperkirakan bakal mencapai Rp 6,2 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu realisasi penjualan elektronik sekitar Rp 5 triliun.
Menurutnya, sumbangan terbesar penjualan elektronik kuartal II 2012 masih dipegang penjualan televisi LCD dan LED. Permintaan yang tinggi dikarenakan banyak masyarakat yang berkeinginan menggantikan TV tabung menjadi televisi berbentuk tipis ini.
Optimisme yang sama diungkapkan oleh Rudyanto. Dia memperkirakan penjualan produk elektronik pada kuartal III 2012 akan tumbuh di atas 20%. Kenaikan itu disebabkan karena banyaknya momen liburan dan hari raya yang bisa mendorong peningkatan permintaan produk elektronik. "Untuk menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, pembelian mesin cuci dan kulkas akan meningkat," katanya.
Selain itu, gelaran sepak bola Piala Eropa mulai Juni ini juga akan membuat penjualan TV terdorong. "Mulai bulan lalu promo TV juga sudah mulai berjalan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News