Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi beberapa hari terakhir diperkirakan berdampak negatif bagi industri berbahan baku impor.
Demikian hal itu diungkapkan Adhi S.Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi).
Adhi bilang, pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai 6%-7% dibandingkan pada awal tahun, turut mendongkrak harga pokok penjualan sejumlah industri makanan berbasis terigu dan gula impor.
“Bahan baku terigu dan gula di mana masih impor 100%, maka (dampaknya) langsung ada kenaikan HPP sebesar 6%-7%,” kata Adhi saat dihubungi KONTAN melalui telepon selulernya, Rabu (21/8).
Dia menambahkan, industri yang paling banyak menggunakan komponen bahan baku terigu dan gula impor adalah industri roti. “Komponen biaya bahan baku industri bakery terhadap biaya produksinya rata-rata berkisar 30%-40%,” imbuh Adhi.
Meski mengakui pelemahan rupiah ikut berdampak negatif terhadap industri, namun Gappmi belum akan merevisi pendapatannya di tahun ini.
“Secara keseluruhan kami belum akan merevisi pendapatan Gapmmi akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Kami masih wait and see,” ujar Adhi.
Menurut Adhi, di tahun ini Gapmmi menargetkan pertumbuhan penjualannya mencapai 8% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 700 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News