kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apindo perkirakan sektor industri tumbuh di 2014


Jumat, 16 Agustus 2013 / 16:15 WIB
Apindo perkirakan sektor industri tumbuh di 2014
ILUSTRASI. Pengunjung membeli minyak goreng kemasan. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Erika Anindita | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tahun 2013 tinggal menyisakan waktu empat bulan sebelum memasuki tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga kuartal II-2013 masih berusaha digenjot pemerintah, agar target di APBN-P sebesar 6,3% bisa tercapai.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengatakan, menghadapi 2014, ada perkiraan pertumbuhan pada sektor industri.

Ia bilang, ada beberapa industri yang akan berkembang, yakni sektor makanan dan minuman, farmasi, serta properti. Catatan untuk industri farmasi, menurutnya, akan bertumbuh sedikit meski ada penurunan dari target.

Sementara untuk industri properti yang selama tiga tahun terakhir naik secara signifikan, Sofjan bilang, pada tahun depan pertumbuhannya masih berjalan.

Meski begitu, terselip sedikit kekhawatiran. "Tetapi saya takut juga properti kita over-heating," ungkapnya di Jakarta, Kamis (15/8).

Keraguan Sofjan senada dengan laporan Bank Dunia yang bertajuk Indonesia Economic Quarterly.

Bank Dunia mencatat harga jual apartemen di Jakarta sampai akhir 2012 sudah naik 43% dibanding akhir 2011 (year-on-year). Dalam laporan yang dirilis 18 Maret 2013 itu, Bank Dunia menyatakan properti Indonesia bisa berisiko mengalami bubble.

Adapun mengenai sektor sumber daya alam (SDA/natural resources) Sofjan mengklaim, tahun depan sektor ini pasti tidak akan mengalami kenaikan.

"Itu (sektor SDA) pasti akan menurun tahun depan, sebab harganya juga turun. Kebijakan pemerintah juga tidak membolehkan menjual bahan mentah," paparnya.

Prediksi bernada sama ditujukan untuk sektor manufaktur. "Sektor manufaktur juga nggak bisa naik, karena cost kita naik semua," keluhnya.

Sofjan turut mengkritik high cost economy Indonesia yang tidak kunjung turun. "Dan pemerintah sama sekali tidak ada usaha untuk mengurangi high cost economy itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×