kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Rupiah melemah, investasi smelter membengkak


Senin, 31 Agustus 2015 / 17:28 WIB
Rupiah melemah, investasi smelter membengkak


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Dampak dari melemahnya nilai rupiah turut dirasakan investor proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Pasalnya, pelemahan rupiah membuat nilai investasi semakin membengkak dari rencana awal.

Seperti halnya PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Sebelumnya Antam menganggarkan belanja modal untuk kegiatan investasi dianggarkan sekitar Rp 2,3 triliun. Namun anggaran tersebut meleset ketika rupiah semakin melemah.

Sekretaris Perusahaan Antam, Tri Hartono menyatakan, anggaran untuk kegiatan investasi sebesar Rp 2,3 triliun disusun saat rupiah masih di level Rp 12.500. "Itu sudah termasuk investasi smelter, bisa dikalikan saja jika dengan pelemahan rupiah saat ini," terangnya kepada KONTAN, Senin (31/8).

Seperti diketahui, saat ini rupiah melemah ke posisi Rp 14.057 per dolar Amerika Serikat. Dia bilang, biaya pembangunan smelter turut membengkak karena ada barang dan jasa yang dipasok dari luar negeri. Seperti halnya mesin dari Eropa, Jepang dan lainnya yang menggunakan nilai tukar dolar.

"Bayangkan 70% barang seperti mesin (smelter) itu kita beli pakai dolar, jadi pengaruhnya sangat besar," jelasnya. Namun demikian, Antam tetap optimistis dapat menyelesaikan pembangunan smelter feronikel sesuai target.

Direktur Indonesia Mining Asociation (IMA), Syahrir AB menyebutkan, pelemahan rupiah sangat besar dampaknya terhadap pembangunan smelter. Sebab, barang modal yang dbutuhkan untuk smelter kebanyakan impor. 

"Jelaslah investasi naik, orang kita beli barang juga di luar negeri pakai dollar, sudah ada beberapa catatan yang mengeluh soal pelemahan rupiah ini," jelasnya, di Jakarta, Senin (31/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×