Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Sebagai informasi, untuk menggarap blok tersebut, SUGI membutuhkan dana sebesar US$ 27,95 juta. Rincinya, biaya tersebut akan dialokasikan untuk eksplorasi pertama terdiri atas G & G study di tahun pertama sebesar US$ 100.000, survei seismik 2D di tahun kedua sebesar US$ 3,6 juta, dan pembuatan satu sumur eksplorasi di tahun ketiga senilai US$ 8,1 juta. Jadi, total bujet untuk eksplorasi di tiga tahun pertama sebesar US$ 11,8 juta.
Pada eksplorasi kedua, masing-masing dana yang dibutuhkan adalah untuk G & G study di tahun keempat sebesar US$ 350.000, seismik 3D di tahun kelima sebesar US$ 4,5 juta, dan satu sumur eksplorasi senilai US$ 11,3 juta. Maka, total bujet untuk eksplorasi tahap kedua sebesar US$ 16, 15 juta.
Sayangnya, Dindot mengakui bahwa SUGI masih terkendala dana. "Itu komitmen budget eksplorasi, bisa berkurang, bisa tetap. Tapi kita masih kesulitan finansial," ungkapnya.
Baca Juga: Saham Sugih Energy (SUGI) disuspensi lagi, ini sebabnya
Oleh sebab itu, proyek eksplorasi tersebut tersendat. Jangankan untuk melakukan pengeboran, terang Dindot, proses Environmental Baseline Assessment (EBA) dan survei seismik pun belum juga bisa dikerjakan.
Padahal, jika survei bisa dilakukan, Dindot berharap SUGI bisa lebih mudah mendapatkan rekanan kerjasama untuk menggalang dana guna membiayai proyek tersebut. "Kalau dari data pertama dan survei seismik sudah cukup bagus, kita bisa undang investor," kata Dindot.
Untuk agenda di akhir tahun 2019 dan tahun depan, Dindot menyebut bahwa pihaknya akan terus melakukan pembenahan dan perbaikan kinerja. "Kami masih berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan," ungkapnya.
Dindot berharap, dengan adanya pergantian manajemen di tubuh direksi SUGI, akan ada strategi pengembangan bisnis baru untuk memperbaiki kinerja dan menarik minat investor. "Insha Allah. mudah-mudahan dengan pergantian direksi baru, tahun depan ada strategi baru, kemudian ada partner yang berminat di sini," tandas Dindot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News