kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,89   4,58   0.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RUPSLB diundur jadi 24 Oktober 2019, kinerja Sugih Energy (SUGI) masih suram?


Senin, 07 Oktober 2019 / 19:01 WIB
RUPSLB diundur jadi 24 Oktober 2019, kinerja Sugih Energy (SUGI) masih suram?
ILUSTRASI. Sugih Energy (SUGI)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sugih Energy Tbk (SUGI) gagal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Semula, RUPSLB akan dilangsungkan pada Senin, 7 Oktober 2019. Namun, lantaran pemegang saham yang hadir dalam agenda tersebut tidak memenuhi kuorum, maka RUPSLB diundur.

Diketahui, pemegang saham yang hadir hanya 26,6% atau masih jauh dari batas minimal, 50%+1. Oleh sebab itu, Komisaris Utama SUGI Fadel Muhammad mengatakan agenda RUPLSLB tersebut diundur menjadi 24 Oktober 2019.

Fadel bilang, rencananya RUPSLB itu akan membahas soal pergantian jajaran direksi dan komisaris di perusahaan tambang minyak dan gas (migas) tersebut. Rencananya, Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024 tersebut akan mengundurkan diri dari jabatannya saat ini.

"Karena tidak kuorum, maka kami undur jadi tanggal 24 Oktober. Agendanya pergantian direksi dan komisaris, saya mundur," kata Fadel kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga: BEI memperpanjang suspensi 10 emiten, ini sebabnya

Di sisi lain, Fadel mengaku kurang puas terhadap kinerja SUGI pda tahun 2018 dan 2019 ini. Sayangnya, Fadel enggan membuka soal pencapaian kinerja tahunan 2018 dan kinerja SUGI hingga kuartal III tahun 2019 ini.

Fadel mengklaim, manajemen SUGI tengah menyiapkan laporan kinerja yang diperlukan. "Nggak bagus. Sedang disiapkan, sebentar lagi (laporan kinerja)," sambung Fadel.

Kendati begitu, Fadel memastikan bahwa proyek SUGI akan tetap berjalan. Terutama proyek eksplorasi blok migas non konvensional Selat Panjang di Riau. "Akan diteruskan oleh mereka (manajemen SUGI). Mereka sedang kerja, akan jalan terus," ungkap Fadel.

Dihubungi terpisah, Direktur SUGI Dindot Soebandrio mengungkapkan, pihaknya belum memberikan laporan keuangan lantaran Blok Lemang yang digarap SUGI belum menyerahkan laporan kinerjanya. Padahal, kata Dindot, Blok Lemang saat ini menjadi satu-satunya blok produksi yang memberikan pendapatan kepada SUGI.

"Satu-satunya yang bisa mendapatkan hasil positif dari Blok Lemang. (Laporan Keuangan) kami terhambat karena belum mendapatkan informasi kinerjanya, ada kendala komunikasi," jelas Dindot kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga: Mengenal tugas dan wewenang MPR di masa kini

Sayangnya, Dindot masih belum mau untuk mengungkapkan bagaimana kinerja SUGI hingga kuartal III tahun ini. "Saya nggak bisa kasih statement dulu," ujarnya.

Dindot juga memastikan bahwa pihaknya tetap berupaya agar bisa mengeksplorasi blok migas non konvensional Selat Panjang, Riau. "Kami ingin membuktikan bahwa di sana ada cadangan gas yang diprediksi bagus, tapi harus ada effort," katanya.

Sebagai informasi, untuk menggarap blok tersebut, SUGI membutuhkan dana sebesar US$ 27,95 juta. Rincinya, biaya tersebut akan dialokasikan untuk eksplorasi pertama terdiri atas G & G study di tahun pertama sebesar US$ 100.000, survei seismik 2D di tahun kedua sebesar US$ 3,6 juta, dan pembuatan satu sumur eksplorasi di tahun ketiga senilai US$ 8,1 juta. Jadi, total bujet untuk eksplorasi di tiga tahun pertama sebesar US$ 11,8 juta.

Pada eksplorasi kedua, masing-masing dana yang dibutuhkan adalah untuk G & G study di tahun keempat sebesar US$ 350.000, seismik 3D di tahun kelima sebesar US$ 4,5 juta, dan satu sumur eksplorasi senilai US$ 11,3 juta. Maka, total bujet untuk eksplorasi tahap kedua sebesar US$ 16, 15 juta.

Sayangnya, Dindot mengakui bahwa SUGI masih terkendala dana. "Itu komitmen budget eksplorasi, bisa berkurang, bisa tetap. Tapi kita masih kesulitan finansial," ungkapnya.

Baca Juga: Saham Sugih Energy (SUGI) disuspensi lagi, ini sebabnya

Oleh sebab itu, proyek eksplorasi tersebut tersendat. Jangankan untuk melakukan pengeboran, terang Dindot, proses Environmental Baseline Assessment (EBA) dan survei seismik pun belum juga bisa dikerjakan.

Padahal, jika survei bisa dilakukan, Dindot berharap SUGI bisa lebih mudah mendapatkan rekanan kerjasama untuk menggalang dana guna membiayai proyek tersebut. "Kalau dari data pertama dan survei seismik sudah cukup bagus, kita bisa undang investor," kata Dindot.

Untuk agenda di akhir tahun 2019 dan tahun depan, Dindot menyebut bahwa pihaknya akan terus melakukan pembenahan dan perbaikan kinerja. "Kami masih berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan," ungkapnya.

Dindot berharap, dengan adanya pergantian manajemen di tubuh direksi SUGI, akan ada strategi pengembangan bisnis baru untuk memperbaiki kinerja dan menarik minat investor. "Insha Allah. mudah-mudahan dengan pergantian direksi baru, tahun depan ada strategi baru, kemudian ada partner yang berminat di sini," tandas Dindot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×