kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.514   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.761   25,89   0,33%
  • KOMPAS100 1.207   4,86   0,40%
  • LQ45 964   5,17   0,54%
  • ISSI 233   0,32   0,14%
  • IDX30 495   2,78   0,56%
  • IDXHIDIV20 594   3,64   0,62%
  • IDX80 137   0,57   0,42%
  • IDXV30 143   0,37   0,26%
  • IDXQ30 165   0,90   0,55%

Saingi China, Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter


Sabtu, 18 Mei 2024 / 06:00 WIB
Saingi China, Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6/2023). Konglomerat di Tanah Air ramai-ramai merambah ke bisnis fasilitas pengelolaan dan permunian (smelter).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

Pertama, lahan-lahan tambang yang ada di Indonesia sudah makin habis maka pilihan terbaik bagi mereka adalah melakukan hilirisasi melalui pembangunan smelter.

Selain itu, kata Haykal, kebanyakan para konglomerat tersebut memiliki akses besar ke lahan-lahan tambang potensial yang bisa menjamin kelangsungan suplai bahan baku sehingga menciptakan ‘positioning’ yang menguntungkan di masa datang.

Kedua, jika diamati para konglomerat tersebut sekarang memiliki keberanian untuk membangun smelter karena melakukan aliansi atau berpartner dengan investor lain yang sudah punya rekam jejak di industri smelter.

"Jadi relatif lebih aman," ungkapnya kepada KONTAN, Jumat (17/5).

Baca Juga: Ramai-Ramai Masuk Energi Hijau

Menurutnya, bisnis smelter memang memiliki prospek yang menjanjikan lantaran nilai tambah tinggi, margin keuntungan tinggi dibanding ekspor bahan mentah. Permintaan global yang stabil, cenderung meningkat seiring dengan berkembangnya industri kendaraan listrik, elektronik, dan infrastruktur.

"Dukungan kebijakan pemerintah, diharapkan adanya insentif seperti pembebasan pajak dan dukungan infrastruktur yang bisa diberikan kepada industri smelter," tuturnya.

Namun, mereka perlu mencermati risiko bisnis smelter di antaranya fluktuasi harga komoditas, seringkali harga logam berfluktuasi signifikan dan mempengaruhi profitabilitas. Kedua, lingkungan hidup, berpotensi berdampak pada lingkungan secara signifikan jk tidak dibarengi dengan investasi teknologi yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Asing Ramai Masuk di Pasar Saham, Begini Efeknya Ke Reksadana Saham

Selain itu, Haykal mengungkapkan bahwa perlu bangun industri smelter bagi yang telah memiliki tambang potensi sebagai bentuk untuk dapat kontrol atas rantai pasokan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×