kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saingi China, Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter


Sabtu, 18 Mei 2024 / 06:00 WIB
Saingi China, Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6/2023). Konglomerat di Tanah Air ramai-ramai merambah ke bisnis fasilitas pengelolaan dan permunian (smelter).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerat di Tanah Air ramai-ramai merambah ke bisnis fasilitas pengelolaan dan permunian (smelter). Mereka nyemplung ke bisnis smelter untuk menyeimbangkan dominasi investor asal China. Sebab, China menjadi negara nomor satu untuk industri hilirisasi di Indonesia.

Melansir data dari Program Riset Sustainable Development The PRAKASA, dari 248 tungku smelter nikel di Indonesia, sebanyak 137 tungku terafiliasiinvestor China. 

Hasil penulurusan aliran keuangan itu didominasi modal asal Tiongkok yang banyak berinvestasi di Sulawesi, Halmahera, Maluku Utara. Mayoritas 99% terafilisiasi dengan China.

Baca Juga: Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter

Konglomerat di Tanah Air mencoba menyaingi dominasi ini. Terbaru, Jusuf Kalla (JK) menyatakan proyek smelter dari perusahaannya yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi Selatan (BMS) diklaim sudah bisa beroperasi. 

Smelter milik perusahaan Kalla Group ini menargetkan produksi pabrik 1 sebesar 33.000 hingga 36.000 ton per tahun.

Saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40%, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.

"Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi," kata JK dalam keterangan resminya, Selasa (23/4).

Selain itu, ada emiten emas dan tembaga PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) yang tengah membangun smelter tembaga.

Baca Juga: Para Super Konglomerat AS Ramai-Ramai Jual Saham Jelang Pemilu

Vice President of Corporate Communications and Investor Relations AMMN Kartika Octaviana mengatakan, verifikasi kemajuan smelter hingga akhir Maret 2024 oleh pihak ketiga independen menyatakan bahwa kemajuan pembangunan smelter tembaga AMMAN telah mencapai 88,1%, yaitu 103,3% dari target sebesar 85,2%.

"Pembangunan smelter akan berjalan sesuai jadwal, dengan target penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Mei 2024 sesuai dengan ketentuan pemerintah," kata Kartika kepada KONTAN, Jumat (17/5).

Setelah penyelesaian konstruksi fisik smelter, kata Kartika, AMMN akan fokus pada komisioning smelter dan produksi katoda tembaga pertama pada paruh kedua tahun 2024. Rencananya, produksi katoda tembaga pertama pada paruh kedua tahun 2024 dan beroperasi penuh pada kuartal I-2025.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×