kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Salak dari Jogja lirik manisnya pasar Australia


Selasa, 12 Juni 2012 / 21:19 WIB
Salak dari Jogja lirik manisnya pasar Australia
ILUSTRASI. Kumpulan kode redeem PUBG Mobile update terbaru Mei 2021, masih belum klaim?


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Seakan ta mau kalah dengan manggis, yang sudah menjadi komoditas ekspor, salak pondoh asal Jogyakarta juga melirik potensi ekspor. Kali ini, salak dari Jogja tersebut melirik manisnya pasar salak di Austraia.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Paguyuban Mitra Turindo lewat PT Agung Mustika Selaras, perusahaan eksportir buah, saat ini tengah menjalani rangkaian prosedur ekspor ke Negeri Kangguru tersebut.

Agustinus Peggy Asda, Ketua Gapoktan Paguyuban Mitra Turindo bilang, sebelum ekspor ke Australia, pihaknya sudah mengekspor salak ke China sejak tahun 2009 silam. "Total salak yang kami ekspor dari petani kami ke China sudah mencapai 1.425 ton, kami harap tahun ini ekspor ke Australia sudah bisa teralisasi," kata Agustinus, Selasa (12/6).

Dia menjelaskan, pihaknya membina 15 kelompok petani salak di wilayah Sleman dan Magelang yang mengelola areal perkebunan seluas 169 hektare (ha). Menurut dia, produksi salak yang dihasilkan setiap bulan mencapai 130 ton, dimana 30 ton diantaranya merupakan komoditas ekspor.

Ketika datang musim penghujan atau sekitar rentang Oktober hingga Maret, produksi salak yang diperoleh petani bisa meningkat tiga kali lipat. Alhasil, saat itu pihaknya bisa mengekspor salak ke China hingga 100 ton per bulan. Namun demikian, perdagangan salak di China semakin ketat sehingga perlu perluasan pasar baru, salah satunya Australia.

Dia bilang, saat ini harga salak di tingkat petani mencapai Rp 7.500 per kilogram (kg), sedangkan untuk kualitas ekspor harganya mencapai Rp 11.500 per kg. Ia menambahkan, meluasnya pasar ekspor membuat petani termotivasi untuk menambah produksinya. "Selisih keuntungan yang besar tentunya membuat petani terpacu memperbesar produksi dan meningkatkan kualitasnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×