kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Salim dikabarkan masuk bisnis vanadium


Minggu, 09 Maret 2014 / 22:44 WIB
Salim dikabarkan masuk bisnis vanadium
ILUSTRASI. Kanker Pembuluh Darah.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Jaring bisnis Grup Salim di luar negeri kembali menggurita. Anthoni Salim, generasi kedua pemilik Grup Salim, melalui Droxford International dikabarkan bakal mencaplok Atlantic Limited, salah satu perusahaan tambang vanadium terbesar di dunia yang terletak di Australia Barat. Droxford siap mengucurkan dana US$ 33 juta.


Seperti diberitakan The Wwall Street Journal, (6/3), kondisi Atlantic yang tercatat di bursa saham Australia, sedang merana. Perdagangan saham Atlantic dihentikan (suspend) sejak awal bulan lalu menyusul kebakaran pabrik di proyek  Windimura Vanadium, Australia Barat. Kejadian ini mengakibatkan produksi perusahaan tidak mencapai target, arus kas tersendat dan memicu sentimen negatif di pasar modal.


Ironisnya lagi, harga jual vanadium, logam industri yang digunakan untuk memperkuat baja yang banyak digunakan untuk jet tempur, terus merosot. Alhasil nilai pasar Atlantic merosot dari harga tertinggi A$ 367 juta di tahun 2011 menjadi hanya A$ 27 juta saja.


Pada kesempatan inilah Grup Salim dan sekelompok pemegang obligasi asal Amerika Serikat dikabarkan sedang berunding untuk menyelamatkan Atlantic dari kebangkrutan. "Tawaran itu masih dikaji oleh manajemen perusahaan," kata sumber The Wallstreet Journal.


Sayang, Chairman and Managing Director Atlantic Michael Minosora enggan mengkonfirmasi laporan ini. " Tanya saja ke yang memberitakan," ujar Micahel kepada KONTAN, Jumat (7/3).


Entah benar-benar tak tahu atau bersepakat tutup mulut,  Franciscus  Welirang, menantu pendiri Grup Salim, Lim Sio Liong, mengaku tak tahu-menahu tentang tawaran dana dari US$ 33 juta dari Droxford kepada Atlantic. "Maaf kalau hal tersebut mungkin perusahaan luar negeri , saya tidak tahu sama sekali," kata dia.


Perlu Anda ketahui Group Salim melalui Droxford, merupakan pemilik saham terbesar di Atlantic dengan mendekap 17,42% saham. Group salim menempatkan orang kepercayaan mereka yakni Phiong Philipus Darma sebagai Non-Executive Director. Jika aksi suntik dana ini terealisasi, otomatis porsi saham Grup Salim membesar.


Selain di Atlantic, Group Salim juga memiliki 31,2% saham perusahaan pertambangan Philex Mining Corporation melalui perusahan investasi di Hongkong yakni First Pacific Company Ltd. Philex yang berbasis di Filipina bergerak di tambang logam (tembaga, perak dan emas). Plus bisnis energi dan hidrokarbon dibawah Philex Petroleum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×