kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.306   110,41   1,53%
  • KOMPAS100 1.121   16,34   1,48%
  • LQ45 892   15,04   1,72%
  • ISSI 222   1,71   0,78%
  • IDX30 458   9,33   2,08%
  • IDXHIDIV20 552   12,50   2,32%
  • IDX80 129   1,41   1,11%
  • IDXV30 137   2,08   1,55%
  • IDXQ30 152   3,28   2,20%

Sampai Agustus 2020, PP Presisi (PPRE) kantongi kontrak baru Rp 1,7 triliun


Kamis, 08 Oktober 2020 / 21:42 WIB
Sampai Agustus 2020, PP Presisi (PPRE) kantongi kontrak baru Rp 1,7 triliun
ILUSTRASI. PP Presisi (PPRE) masih memiliki proyeksi yang cukup optimis sampai akhir tahun.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) telah mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp 1,7 triliun sampai Agustus 2020.

Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, menjabarkan perolehan tersebut memenuhi 77,3% dari target kontrak yang direvisi menjadi Rp 2,2 triliun.

"Target semula Rp 7 triliun, lalu revisi menjadi Rp 2,2 triliun sehingga per Agustus telah mencapai target 77,3%," jelas Benny kepada Kontan, Kamis (8/10).

Ia melanjutkan, selama Agustus, kontrak baru yang diperoleh antara lain adalah tambahan kontrak Sirkuit Mandalika - Lombok, NTB, lalu tambahan kontrak Jalan Lintas Selatan Jawa-Lot 9- Malang, Jatim, Jetty-PLTU Timor-Kupang Barat, NTT, Jalan Tol Probo Wangi, Jatim, dan Jasa pertambangan batubara-JTN, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Triniti Land (TRIN) bangun co-working space di Alam Sutera

Sampai akhir 2020, pihaknya membidik proyek di kawasan industri Batang, Jawa Tengah, tambahan pekerjaan pada tol Semarang - Demak, Mandalika hingga proyek Port Patimban. "Lalu kami juga membidik proyek Bogor Heritage dan Ecopark," sambungnya.

Dengan target dan perolehan tersebut, PPRE masih memiliki proyeksi yang cukup optimis sampai akhir tahun. Benny berkata, pihaknya fokus mengejar target yang telah direvisi akibat pandemi.

Sepanjang semester I 2020, pendapatan PPRE turun 37,6% menjadi Rp 997,1 miliar. Di semester I-2019, PPRE masih mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,59 triliun.

Dengan penurunan pendapatan itu, laba kotor PPRE juga turun 46,4% dari Rp 387,7 miliar menjadi Rp 207,8 miliar. Sementara laba usaha turun sebesar 48,7% dari Rp 351,2 miliar menjadi Rp 180,2 miliar di semester I 2020.

Benny mengatakan, meskipun telah melakukan efisiensi biaya, termasuk biaya bunga yang turun sebesar 4% dari Rp 101,6 miliar menjadi Rp 97,5 miliar masih belum mampu mendongkrak bottom line PPRE.

Tercatat, laba bersih PPRE sebesar Rp 18,84 miliar di semester I 2020 atau turun 88,22% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 159,98 miliar.

Baca Juga: Petrokimia Gresik perluas layanan mobil uji tanah ke Kalsel

"Dengan hasil tersebur, sisa tahun ini PPRE akan meningkatkan progres penyelesaian proyek. PPRE juga akan melanjutkan efisiensi biaya pokok serta biaya umum untuk mendongkrak laba bersih," imbuhnya.

Di semester pertama 2020, PPRE telah menggelontorkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp Rp 174 miliar yang digunakan untuk pembelian alat-alat berat.

"Dengan situasi saat ini, penyerapan capex akan lebih selektif, fokus pada pembelian alat-alat berat yg benar-benar dibutuhkan untuk penyelesaian proyek," tutup dia.

Selanjutnya: Capaian Menyusut, PT PP Presisi Tbk (PPRE) Akan Merevisi Target Kontrak Baru 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×