kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sari Wangi tambah pembelian teh rakyat


Senin, 16 Januari 2012 / 08:40 WIB
Sari Wangi tambah pembelian teh rakyat
ILUSTRASI. Buah jeruk termasuk salah satu makanan penambah HB karena mengandung banyak vitamin C.


Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Sari Wangi akan meningkatkan penyerapan hasil produksi teh rakyat di tahun ini. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan standar kualitas teh dan harga teh di tingkat petani.

Andrew T. Supit, Dewan Komisaris Solidaridad Network yang juga menjabat Director Trade Commerce PT Sari Wangi Group mengatakan, pihaknya telah bergabung dengan konsorsium yang beranggotakan Yayasan Lumbung dan Dewan Teh Indonesia (DTI) dalam upaya standardisasi teh nasional dan menjaga harga teh.

Untuk menjaga harga teh, Sari Wangi akan meningkatkan penyerapan produksi teh perkebunan rakyat di Cianjur, Jawa Barat. "Selama ini, petani teh masih kurang mendapat perhatian," kata Andrew kepada KONTAN, Sabtu (14/1).

Menurut Andrew, saat ini dari total produksi teh rakyat di Cianjur yang mencapai 75 ton sampai 100 ton per hari, sebanyak 15 ton sampai 20 ton dibeli oleh pabrik pengolahan teh. Dari jumlah itu, Andrew mengatakan, 50% atau hampir 10 ton per hari dibeli oleh Sari Wangi.

Tanpa merinci lebih banyak, menurut Andrew, pihaknya akan meningkatkan total volume pembelian per hari. Dia tidak mau menyebut berapa peningkatan volume pembelian yang akan dilakukan. Sebab, perusahaannya juga memiliki perkebunan teh sendiri. Pada 2011, produksi kebun teh Sari Wangi mencapai total 4.000 ton.

Oleh karena itu, menurutnya, jika produksi kebun teh Sari Wangi kelebihan produksi, maka penyerapan dari perkebunan rakyat kemungkinan dapat berkurang. "Tergantung cuaca," katanya.

Dia berharap dengan peningkatan pembelian yang dilakukan perusahaannya, harga daun teh di tingkat petani Cianjur menjadi stabil. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan taraf ekonomi petani teh rakyat.

Selain Sari Wangi, Andrew mengatakan, ada beberapa perusahaan lain yang juga akan meningkatkan pembelian. Sayang dia tidak mau blak-blakan menyebut perusahaan-perusahaan yang dimaksud.

Hentikan ekspor

Selain pasar dalam negeri, Sari Wangi juga menjual produk teh ke beberapa negara. Negara-negara tujuan ekspor tersebut antara lain Eropa, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Namun, gejolak politik yang melanda negara Timur Tengah, menurut Andrew telah membuat perusahaan menghentikan pengiriman untuk sementara.

Harry Hendrarto, Sekretaris Dewan Teh Indonesia (DTI) mengatakan, peningkatan kerjasama antara perusahaan pengolahan teh dan petani teh rakyat akan membuat harga teh dari petani ke perusahaan menjadi stabil. Konsorsium yang sudah berjalan hampir tiga bulan ini memungkinkan harga jual didasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

Selain peningkatan pembelian, industri pengolahan teh juga akan meningkatkan kerjasama dengan sistem plasma. "Selain kelompok Sari Wangi, Sosro kemungkinan juga akan memulai," ujar Harry.

Harapan lebih tinggi dikatakan oleh Yusuf Iskandar, Ketua Koperasi Mitra Harapan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurutnya, program kerjasama antara petani teh rakyat dengan perusahaan pengolahan teh, seperti Sari Wangi, akan memberikan kepastian pasar dan harga teh. "Untuk jangka panjang, program ini akan sangat menguntungkan kedua belah pihak," ujar Yusuf, Sabtu (14/1).

Dengan kerjasama yang baik di tingkat on farm dan off farm maka akan memotong rantai penjualan teh yang saat ini banyak melalui pengepul. Dengan kerjasama ini, memungkinkan petani menjual produknya secara langsung ke perusahaan sehingga harga yang diberikan lebih layak.

Yusuf menyebutkan, harga teh di tingkat petani saat ini mencapai Rp 1.925 per kg. Nilai itu lebih tinggi dibanding sebelum kerjasama dilakukan yang hanya sebesar Rp 1.600 per kg. Untuk penjualan di tingkat pabrik, per kilogram daun teh juga meningkat menjadi Rp 2.200 sampai Rp 2.300.

Di Kabupaten Cianjur sendiri, luas perkebunan teh rakyat mencapai 14.000 hektare (ha). Dari total luasan itu, produksi pucuk teh basah mencapai 350 kg per hektare per bulan dengan nilai rendeman mencapai 4,5.

Menurut Harry, harga teh tidak akan naik terlalu tinggi walau ada upaya peningkatan pembelian produksi pucuk teh oleh perusahaan pengolahan. Jika harga teh melonjak terlalu tinggi maka yang paling kena dampaknya adalah industri pengolahan teh.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo) Endang Sopari mengungkapkan, kondisi petani teh saat ini cukup baik. "Dapat dikatakan, harga teh saat ini merupakan yang paling tinggi," kata Endang.

Lihat saja, harga teh pada awal tahun ini mencapai Rp 2.000 per kg, lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 1.600 per kg. Harga yang baik tentu membuat petani bergairah menanam teh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×