Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarinah (Persero) berencana untuk menjajaki ekspansi ke luar negeri. Langkah ini dilakukan perusahaan untuk merealisasikan misinya dalam segmen perdagangan yakni menjadi pusat pemasaran produk khas Indonesia.
Melansir laman resmi Sarinah, selain menjalankan divisi ritel, Sarinah juga memiliki divisi perdagangan atau trading yang menjalin kemitraan dengan UMKM dan koperasi. Divisi ini menjalankan kegiatan perdagangan yang memastikan produk-produk tersebut mendapatkan publisitas yang tepat.
Berbagai portofolio produk telah dikembangkan oleh Sarinah ke pasar mancanegara, antara lain produk kerajinan tangan, furnitur kayu, kain batik dan berbagai karya seni yang mewakili kekayaan warisan budaya Indonesia.
Fetty Kwartati, CEO Sarinah memaparkan, selain bisnis ritel, Sarinah juga menjalankan divisi perdagangan yang tugasnya mendorong produk-produk lokal melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri.
Baca Juga: Lewat Pembiayaan LPEI, Sarinah Ekspor Tuna Beku Senilai US$ 107.000 ke Vietnam
Untuk merealisasikan langkah tersebut Sarinah berencana memiliki toko fisik di dalam negeri dan luar negeri sehingga produk Indonesia bisa naik kelas dan mendunia.
“Rencana menjajaki pasar luar negeri berjalan paralel dengan penguatan fundamental di dalam negeri melalui kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengekspor produk UKM Indonesia,” kata Fetty ketika ditemui, Kamis (2/6).
Dalam waktu dekat ini Sarinah tetap fokus untuk bertransformasi di dalam negeri yakni di Sarinah Thamrin dan Sarinah di daerah.
Untuk agenda transformasi ini, perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 700 miliar yang sudah dikeluarkan di tahun lalu hingga saat ini. Secara umum, dana tersebut digunakan untuk renovasi gedung, perubahan atau peremajaan bisnis dan lainnya.
Fetty tidak merinci berapa dana yang sudah terserap hingga saat ini. Yang terang, dari Rp 700 miliar itu sebagian sudah diserap untuk renovasi gedung, interior design, dan modal kerja.
“Mengenai proyeksi kinerja, karena di tahun ini tidak full year masih sesuai dengan budget, masih loss. Tetapi di 2023 dan seterusnya akan mencapai break event point (BEP) dan profitable,” ujarnya optimistis.
Untuk mengakselerasi rencana transformasi dan target mendulang untung di masa yang akan datang, Sarinah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memantapkan bisnis perdagangannya.
Terbaru, Sarinah ikut andil dalam proyek NSLIC/NSELRED atau National Support for Local Investment Climates (NSLIC) / National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSELRED) merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).
Tujuan proyek ini ialah meningkatkan iklim investasi serta ekonomi lokal dan daerah di beberapa kabupaten/kota terpilih di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi Gorontalo.
Proyek NSLIC/NSELRED memiliki visi membina UKM dan produk-produk unggulan yang unik dari berbagai daerah di Indonesia sehingga dapat membawa dan memperkaya pengembaraan rempah-rempah Sulawesi ke dunia luar. Saat ini, proyek ini telah mendampingi kelompok tani dari Pulau Siau, Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan, Bone, Bulukumba, Sinjai, Enrekang, Luwu, dan Luwu Timur untuk menyiapkan informasi, data dan spesifikasi terkait rempah-rempah dan menerbitkan sebuah katalog yang menampilkan produk rempah-rempah mereka untuk memudahkan proses temu bisnis dan penjualan.
Baca Juga: Hari Ini Mal Sarinah Jakarta Dibuka Kembali, Siapa Penasaran?
Adapun Sarinah yang memiliki sumber daya, manajemen, jaringan, serta sebagai BUMN terdepan di bidang ritel bersama INJOURNEY diharapkan dapat memengaruhi pembuat kebijakan untuk mengkurasi dan memasarkan rempah-rempah Indonesia ke dunia.
Fetty mengatakan, kolaborasi dengan banyak institusi akan memperlancar jalur menuju perdagangan rempah-rempah global.
“Pengaturan fasilitasi perdagangan dan bisnis kami yang baru dan inovatif sebagian besar dirancang untuk mengekspor brand domestik yang dikurasi tinggi termasuk rempah-rempah, herbal, dan produk kesehatan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News