Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Ada kabar baik dari London, Inggris. Di kota itu, Kamis lalu (3/12), Ernst Oberholster, Managing Director Sasol Synfuels International (Pty) Ltd, dan Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan sebuah proyek pencairan batubara atau Coal-to-Liquids (CTL) terintegrasi di Indonesia.
Memang di tahap awal, perusahaan petrokimia asal Afrika Selatan itu baru akan melakukan studi. Selanjutnya, berdasarkan hasil studi itu, Sasol akan mendirikan pabrik CTL. Sesuai namanya, dengan menggunakan teknologi yang mereka kuasai, Sasol akan mengubah batubara berkalori rendah menjadi bahan bakar cair yang mirip bensin di pabrik itu.
"Dari cadangan batubara berkalori rendah yang sangat berlimpah di Indonesia, Sasol mungkin bisa memproduksi bahan bakar berkualitas baik sebanyak 80.000 barel per hari,"demikian bunyi pernyataan Sasol dalam situs resminya, kemarin (4/12).
Meski mungkin masih akan cukup lama terwujud, kabar ini jelas sangat menggembirakan. Sebab, nilai investasi Sasol itu bakal sangat besar. Sebelumnya, Gita menyatakan, nilai investasi fasilitas CTL itu bisa mencapai US$ 2 miliar lebih. Selain itu, bahan bakar hasil produksi Sasol juga akan menambah pasokan di dalam negeri. Apalagi, produksi Sasol cukup besar. Sebagai pembanding saja, tahun ini, Pertamina memperkirakan produksi minyak mereka mencapai 171.900 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News