kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sateri Viscose berencana ekspor serat rayon


Selasa, 29 November 2016 / 13:25 WIB
Sateri Viscose berencana ekspor serat rayon


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Produsen serat rayon,  PT Sateri Viscose International menargetkan ekspor serat rayon senilai US$ 468 juta per tahun. Target ekspor ini berasal dari hasil produksi pabrik perdana yang dibangun di Pangkalan Kerinci, Riau.

Selain ekspor, perusahaan yang bernaung di bawah grup Royal Golden Eagle tersebut akan menggarap pasar domestik. "Estimasi total ekspor kurang lebih US$ 468 Juta atau Rp 6,1 triliun per tahun," kata John O'Callaghan, Head of Corporate Communications & Sustainability Sateri Viscose International, kepada KONTAN, Jumat (25/11).

Sementara di pasar dalam negeri, konsumen serat rayon yang dibidik adalah industri tekstil, kain rumah tangga, produk medis dan produk kebersihan. John menjelaskan, saat ini pabrik yang baru beroperasi itu mampu memproduksi 250.000 ton viscose staple fiber per tahun.

Target produksi diharapkan naik tahun 2018 menjadi 350.000 ton. Hingga tahun 2020, perusahaan milik Sukanto Tanoto tersebut berharap, bisa menambah produksi empat kali lipat. "Tahun 2020, kami berharap memiliki kapasitas lebih dari 1,6 juta ton, " kata Tey Wei Lin, Chief Executive Officer (CEO) Sateri.

Terkait investasi, Sateri mengalokasikan dana sekitar Rp 10,52 triliun untuk membikin pabrik serat rayon, lahan serta membangun pabrik kertas tambahan. 

Sateri saat ini telah memiliki pabrik di China dengan kapasitas produksi 550.000 ton per tahun. Catatan saja, bahan baku yang diproduksi berasal dari bubur kayu (pulp) milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Riau.

Terkait target, John bilang, Sateri ingin menjadi produsen serat rayon terbesar di dunia tahun 2020 mendatang. Untuk itu membutuhkan investasi senilai US$ 1,5 miliar.

Redma Gita, Sekjen Asosiasi Pengusaha Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi), bilang, produksi serat rayon nasional tahun lalu mencapai 500.000 ton. Sementara kebutuhan domestik baru 400.000-450.000 ton per tahun. "Sisanya ekspor ke Brasil, Turki dan beberapa negara," kata Redma. 

Meski begitu, Indonesia juga mengimpor serat rayon 50.000 – 70.000 ton dari China dan India. Selain Sateri, perusahaan memiliki pabrik serat rayon adalah PT Rayon Utama Makmur, anak usaha PT Sri Rejeki Isman Tbk. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×