Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137) melakukan pertemuan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (USFDA) untuk membahas koordinasi penanganan paparan Cs-137 pada produk industri Indonesia yang diekspor ke Negeri Paman Sam.
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung pada 4–7 November 2025 di Washington D.C.
Baca Juga: Belajar dari Cikande, Kemenperin Wajibkan Kawasan Industri Lapor Radiasi Tiap 3 Bulan
Satgas memaparkan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia sejak kasus Cs-137 mencuat.
Namun, Bara menyebut detail pembahasan dengan pihak AS tidak bisa dipublikasikan secara terbuka.
“Kami tidak bisa menyampaikan secara detail pembahasan yang dilakukan dengan USFDA karena kami menghormati prinsip confidentiality yang telah disepakati antara Satgas dan pihak FDA,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Meski begitu, Bara mengungkapkan bahwa pemerintah AS melalui Kementerian Energi (Department of Energy/DoE) menawarkan kerja sama teknis untuk membantu Indonesia dalam menyelesaikan persoalan kontaminasi Cs-137.
Selain itu, American Nuclear Society juga menyampaikan tawaran kerja sama di bidang transparansi data dan penguatan sistem pemantauan.
Baca Juga: Tim Satgas Dekontaminasi Cemaran Radiasi Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande
Kerja sama ini mencakup pertukaran informasi terkait proses dekontaminasi, hasil analisis, serta mitigasi guna memastikan langkah preventif di masa depan.
Termasuk pula dukungan pemasaran detektor radiasi di fasilitas pengolahan scrap metal.
“Indonesia juga mendapatkan proposal kerja sama teknis untuk peningkatan kapasitas, baik dari sisi peralatan maupun pelatihan. Pihak Walmart bahkan menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam upaya pemulihan pasar dan reputasi produk Indonesia. Sebab, Walmart selama ini menjadi salah satu penjual utama produk udang dan rempah (spices) dari Indonesia,” jelas Bara.
Lebih lanjut, Satgas juga mendapatkan dukungan agar produk udang dan rempah Indonesia yang sempat terkena import alert dari AS dapat kembali masuk ke pasar tersebut.
“Dicapai kesepakatan untuk saling bekerja sama dan melakukan kampanye positif di publik Amerika Serikat,” tegasnya.
Sebelumnya, pada 9 Oktober 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi diakui sebagai Certifying Entity oleh pemerintah AS. Penetapan ini memberi kewenangan kepada KKP untuk menerbitkan sertifikat bebas Cesium-137 bagi setiap produk udang yang akan diekspor ke AS.
Baca Juga: Generasi AI Indonesia Tuntut Teknologi yang Cepat tapi Tetap Manusiawi
“Alhamdulillah, tidak sampai sebulan setelah penetapan tersebut, pada 31 Oktober kami bersama Bea Cukai, BAPETEN, dan BRIN berhasil melepas ekspor perdana udang ke Amerika Serikat,” ungkap Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) KKP, Ishartini, pekan lalu.
Ekspor perdana itu mengirimkan beberapa kontainer dengan total volume 1,6 ton senilai US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 20,14 miliar.
Seluruh produk telah lolos uji dan memenuhi persyaratan bebas Cesium-137 yang ditetapkan otoritas AS.
Selanjutnya: Porsi Pendanaan Fintech Lending dari Lender Individu Hanya 6,5% per September 2025
Menarik Dibaca: Ramalan Cinta Zodiak Tahun 2026, Ada yang Bertemu Cinta Sejati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













