Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) tahun ini menyiapkan dana capex senilai Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar. Presiden Direktur SMKL, Ang Kinardo menjelaskan alokasi capex ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik yang ada di Batang, Jawa Tengah.
"Untuk rencana capex tahun 2023, kami menganggarkan dana Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar untuk mendanai pembangunan pabrik yang ada di Batang, Jawa Tengah. Proses ini akan dimulai dengan beberapa tahap. Pendanaan berasal dari cash internal perusahaan dan pinjaman bank," jelas Ang Kinardo kepada Kontan, Minggu (16/4).
Ia melanjutkan, perusahaan sedang membangun pabrik yang berlokasi di Batang, Jawa Tengah. Pabrik ini nantinya akan memproduksi carton box dan secara bertahap akan berkembang sebelum masuk offset product dan lain-lain.
Tak hanya itu, SMKL juga memproyeksi pertumbuhan penjualan sebesar 5% hingga 10%. Ang Kinardo mengatakan, target ini masih bisa berubah seiring dengan kondisi perekonomian yang tidak pasti.
Baca Juga: Astra Graphia (ASGR) Catatkan Pertumbuhan Bisnis pada Kuartal I
"Ketidakpastian ekonomi tentu patut kita waspadai. Tapi dengan sistem yang terintegrasi, kami mampu melakukan efisiensi biaya," sambungnya.
Ang Kinardo mengemukakan, SMKL merupakan perusahaan yang terintegrasi, melalui one stop packaging solutions. Pihaknya melayani mulai dari produksi berbagai macam kemasan customized, pengiriman logistik dengan SKL Express, hingga solusi penyimpanan dengan menyediakan gudang yang terintegrasi dengan SKL Express.
Dengan strategi integrasi tersebut, SMKL mampu melakukan efisiensi cost.
Di sisi lain, sepaniang 2022, SMKL membukukan laba bersih komprehensif sebesar Rp 166,03 miliar pada tahun 2022. Laba itu naik 53% dari Rp 108,57 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kinerja Metrodata Electronics (MTDL) Menurun pada Kuartal I, Ini Penyebabnya
Sementara itu, SMKL juga membukukan nilai penjualan sebesar Rp 2,22 triliun atau meningkat 5% dari Rp 2,12 triliun pada tahun 2021. Sejalan dengan pertumbuhan penjualan, beban pokok penjualan tercatat meningkat 6% menjadi Rp 1,87 triliun dari Rp1,76 triliun.
Pendapatan dari laba selisih kurs tercatat sebesar Rp 7,59 miliar dibandingkan rugi kurs sebesar Rp 72,63 juta pada tahun sebelumnya. Sementara pendapatan lain-lain naik 33% menjadi Rp 23,42 miliar dari Rp 17,59 miliar di tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News