kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

SBY Ungkap Alasan Tarik Indonesia dari Anggota OPEC


Senin, 06 Oktober 2025 / 13:55 WIB
SBY Ungkap Alasan Tarik Indonesia dari Anggota OPEC
ILUSTRASI. SBY mengungkap alasan dirinya memutuskan menarik Indonesia sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC pada tahun 2008.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap alasan dirinya memutuskan menarik Indonesia sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada tahun 2008 lalu.

"Dulu, saya masih ingat. Saya memang memutuskan Indonesia keluar dari OPEC. Why? Kalau mindset-nya itu kita ini kan kaya minyak, bisa berbuat apa saja, kita masuk OPEC," ungkap SBY dalam paparannya di agenda Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, di Jakarta, Senin (06/10/2025).

SBY menjelaskan saat masih menjadi Presiden, dirinya memustukan Indonesia keluar dari OPEC, selain karena Indonesia telah menjadi negara importir minyak, menurutnya, masuknya Indonesia ke OPEC tidak selaras dengan tujuan renewable energy atau energi terbarukan yang akan dikembangkan dalam negeri.

Untuk diketahui, sebelum menjabat sebagai Presiden ke-6, SBY juga sempat menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI periode 1999 hingga 2001.

Baca Juga: Pembicaraan Pembelian BBM Shell dan ExxonMobil dari Pertamina Mandek, Ini Alasannya

"Padahal waktu Menteri Energi dulu, kita punya produksi minyak satu hari 1.5 million barrels per day. Sekarang tinggal 600 ribu. Jadi dibuang penuh pemikiran kita, kita kaya minyak, tergantung ke minyak bumi dan sebagainya, itu yang menghambat," jelas SBY.

Di masa kini, SBY bilang Indonesia harus bisa mengalihkan sumber energi pada sektor energi bersih. 

"Kita harus switch betul, yang sifatnya betul-betul renewable. Nah yang begitu menurut saya, pandai-pandailah kita, komitmennya seperti negara yang lain dan resources yang kita miliki," tambah dia.

Dengan pengembangan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT), SBY menyebut langkah ini dapat mencegah dari kiamat bumi.

Kalau semuanya betul-betul punya kesadaran yang sama, kita bisa membuat yang impossible menjadi possible. Dunia yang lebih baik, dunia yang bebas dari pencemaran lingkungan, dan dari kiamat bumi, bisa dicegah," jelas dia.

Sebagai gambaran, Indonesia pertama kali bergabung dalam OPEC pada 1962.

Kemudian, Indonesia memutuskan untuk keluar dari organisasi yang didirikan oleh lima negara produsen minyak terbesar di dunia, yaitu Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela.

Alasan Indonesia keluar dari keanggotaan OPEC adalah karena Indonesia sudah tidak lagi menjadi negara pengimpor minyak, bukan lagi pengekspor seperti sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan eksplorasi dan produksi minyak lambat laun semakin berkurang, sedangkan kebutuhan konsumsi terus meningkat.

Melansir data dari ESDM, produksi minyak mentah Indonesia semester I 2025 mencapai rata-rata 602.400 barel per hari (bph), yang sedikit di atas target APBN 2025 yaitu 605.000 bph. 

Baca Juga: Sucofindo Dorong Implementasi HACCP dan CPPOB bagi UMKM Hasil Peternakan

Selanjutnya: Menakar Waktu yang Tepat untuk Mengajukan Pinjaman Daring

Menarik Dibaca: Promo Dunkin DD Card Tiap Senin Selama Oktober, Paket 1/2 Lusin Donuts Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×