kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Sejak April 2025, Kekayaan Taipan Prajogo Pangestu Melonjak Rp 326 Triliun


Kamis, 07 Agustus 2025 / 19:31 WIB
Sejak April 2025, Kekayaan Taipan Prajogo Pangestu Melonjak Rp 326 Triliun
Taipan Prajogo Pangestu kembali mencatat lonjakan kekayaan signifikan di usianya yang ke-81 tahun. ?


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Taipan Prajogo Pangestu kembali mencatat lonjakan kekayaan signifikan di usianya yang ke-81 tahun. 

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersihnya naik US$ 20 miliar sejak April 2025 atau sekitar Rp 326 triliun (kurs Rp 16.286) , mencapai US$ 36,2 miliar atau sekitar Rp 590 triliun. Lonjakan ini menjadikannya orang terkaya di Indonesia.

Melansir Gulf News, Kamis (7/8/2025), kenaikan kekayaan tersebut dipicu oleh keputusan Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada Juli 2025 yang membatalkan rencana penghapusan tiga emiten terkait Pangestu dari daftar indeksnya, termasuk PT Barito Renewables Energy Tbk. 

Saham Barito Renewables melonjak hingga 20% dalam satu hari, menyumbang US$ 3,5 miliar ke kekayaan Pangestu.

Baca Juga: Meningkat Signifikan, Kini Prajogo Pangestu Tembus Rp 547 triliun

Kepemilikan Pangestu atas Barito Renewables sangat dominan, melalui dua entitas utama: PT Barito Pacific Tbk dan Green Era, yang dipimpin oleh putrinya, Nancy Pangestu. 

Totalnya, sekitar 88% saham Barito Renewables dikuasai keluarga Pangestu. Investor institusional asing, seperti BlackRock, hanya memegang porsi sangat kecil, yaitu 0,07%.

Pengaruh Pangestu di pasar begitu besar sehingga analis menyebut gejolak harga saham sebagai "Efek Prajogo". Namun, reli saham yang tajam tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis. 

Baca Juga: Saham Grup Barito Ambruk, Kekayaan Prajogo Pangestu Menguap Rp 149 Triliun

Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo menyebut kenaikan ini "benar-benar gila", sementara Arnanto Januri dari JPMorgan menyatakan kesulitan untuk membenarkan peningkatan valuasi yang signifikan.

Meskipun mengalami lonjakan kekayaan, Pangestu juga sempat mengalami penurunan tajam. Pada Februari 2024, kekayaannya anjlok US$ 5,4 miliar, dan kembali turun US$ 5,9 miliar pada September 2024. 

Ketika FTSE Russell mengumumkan penghapusan Barito Renewables dari indeks, kekayaannya terpangkas hampir US$ 12 miliar.

Dari Pedagang Kayu ke Raja Energi

Prajogo Pangestu memulai karier bisnisnya pada 1970 dengan bergabung di Djajanti Group, perusahaan kayu milik Burhan Uray. 

Tujuh tahun kemudian, ia memutuskan mendirikan usaha sendiri dan pada 1993, perusahaannya, PT Barito Pacific Timber Tbk, menjadi emiten terbesar di Bursa Efek Jakarta.

Pangestu kemudian melakukan diversifikasi ke sektor petrokimia melalui PT Chandra Asri dan ke energi panas bumi melalui Star Energy Geothermal. 

Baca Juga: Kekayaan Prajogo Pangestu Lenyap Rp 149,8 Triliun, Ini Penyebabnya!

Pada 2007, ia mengubah nama perusahaannya menjadi PT Barito Pacific Tbk untuk mencerminkan ekspansi ke berbagai sektor industri, termasuk pertambangan dan energi.

Pada 2022, perusahaan miliknya yang berbasis di Singapura, Green Era, mengakuisisi 33,33% saham Star Energy dari BCPG Thailand senilai US$440 juta, menjadikannya pemilik penuh perusahaan panas bumi tersebut. 

Setahun kemudian, ia mencatatkan dua perusahaan di bursa: Barito Renewables Energy dan perusahaan tambang batubara Petrindo Jaya Kreasi.

Prospek Bisnis Panas Bumi

Star Energy Geothermal, yang berada di bawah Barito Renewables, memiliki kapasitas lebih dari 800 megawatt energi panas bumi. 

Dengan target Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2060, ekspansi Barito di sektor energi terbarukan dipandang memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Baca Juga: Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun

“Barito Renewables menawarkan potensi valuasi jangka panjang,” ujar Herditya Wicaksana, analis pasar. 

Namun ia juga menekankan bahwa reli saham yang terlalu cepat berisiko tinggi.

Profil Singkat Prajogo Pangestu

  • 1944: Lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, Indonesia, dengan nama Phang Djoen Phen.
  • 1970: Memulai karier di industri kayu bersama Djajanti Group.
  • 1977: Memulai bisnis sendiri.
  • 1993: PT Barito Pacific Timber Tbk menjadi emiten terbesar di Bursa Efek Jakarta.
  • 1990–1999: Direktur Utama PT Chandra Asri.
  • 2007: Perusahaan berganti nama menjadi PT Barito Pacific Tbk.
  • 2022: Green Era mengakuisisi saham Star Energy dari BCPG Thailand.
  • 2023: Melantai dua perusahaan di bursa: Barito Renewables dan Petrindo Jaya Kreasi.
  • 2025: Memimpin Barito Pacific Group dengan portofolio bisnis di bidang petrokimia, energi terbarukan, kehutanan, batubara, dan pertambangan.

Selanjutnya: Siloam Genjot Transformasi Digital lewat AWS, Perkuat Layanan Kesehatan Berbasis AI

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Warna Lipstik yang Membuat Wajah Cerah Menurut MUA Internasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×