kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sejumlah Maskapai Minta Tarif Dilepas ke Pasar


Jumat, 30 Oktober 2009 / 19:33 WIB
Sejumlah Maskapai Minta Tarif Dilepas ke Pasar


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Departemen Perhubungan (Dephub) menjaring sejumlah masukan dari pelaku usaha sektor transportasi di acara National Summit 2009.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Dephub Herry Bhakti S Gumay menyebutkan, setidaknya ada dua masukan yang diperoleh dari para maskapai penerbangan di Indonesia. Pertama, terkait tarif penerbangan serta masukan untuk kebijakan Asian Open Sky.

"Untuk tarif, sebenarnya sebagian maskapai mau dilepas saja ke pasar. Karena itulah INACA tidak bisa membuat sikap selama anggotanya belum mencapai satu kata sepakat," kata Herry, Jumat (30/10).

Herry sendiri menilai, sebenarnya bisa saja tarif penerbangan untuk rute-rute padat dilepas ke pasar. Karena dengan mekanisme pasar, para penumpang bisa mendapatkan harga termurah yang ditawarkan oleh masing-masing maskapai.

"Namun, untuk rute-rute tertentu belum bisa dilepas. Lagipula Undang-undang sudah menitahkan pemerintah untuk menetapkan tarif penerbangan, khususnya untuk kelas ekonomi guna melindungi konsumen. Kalau kami lepas ke pasar, artinya pemerintah melanggar Undang-undang," jelasnya.

Menurut Herry, Ditjen Perhubungan Udara sudah merampungkan draf revisi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 9/2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi. Namun, Herry mengaku tidak dapat membuka materi dari draf tersebut karena belum disetujui oleh seluruh maskapai penerbangan.

"Hitungannya sudah ada, tinggal mencari kesepakatan. Kalau sudah disetujui, kami diskusikan dengan KPPU," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyebutkan, Lion menjadi salah satu maskapai yang ikut menyampaikan sejumlah masukan kepada pemerintah untuk merumuskan formula tarif yang ideal.

"Kita harus samakan dulu persepsi atas komponen-komponen tarif, seperti fuel dan valuta asing. Lalu biaya-biaya seperti Upah Minimum Provinsi, sewa bandara, dan lainnya yang sudah naik dibanding saat
aturan terdahulu diberlakukan," kata Edward.

Namun, Edward menilai nantinya maskapai penerbangan tidak akan bulat-bulat mengadopsi formula tarif baru yang diusulkan. "Katakanlah kalau tarif jadi naik 100%, apa iya tidak membahayakan maskapai sendiri. Karena ada perhitungan daya beli masyarakat.," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×