Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap semakin dikenal masyarakat. Sejumlah pengembang properti seperti PT Paramount Land sudah menawarkan klaster yang rumahnya sudah dilengkapi dengan panel surya.
Presiden Direktur Paramount Land, Ervan Adi Nugroho memaparkan penggunaan PLTS atap atau solar panel saat ini memang semakin diminati masyarakat, karena selain berfungsi menekan produksi emisi karbon, juga bisa menghemat tagihan listrik.
"Hingga saat ini sudah ada tiga produk ruko dan satu cluster yang dikembangkan oleh Paramount Land, yang dilengkapi dengan solar panel sebagai PLTS. Ke depan kami berencana menerapkan di beberapa produk lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9).
Hasil riset Kontan.co.id, klaster perumahan Paramount land yang dilengkapi dengan surya panel adalah Nara Village yang mengusung fitur canggih dalam mendukung gaya hidup sehat dan modern. Klaster ini berlokasi di Pagedangan, Tangerang. Harga rumah ini kisaran Rp 1,8 miliar.
Ervan mengatakan, penggunaan solar panel adalah wujud partisipasi untuk menjaga lingkungan tetap hijau dan dari sisi ekonomi dapat meringankan biaya operasional rumah tangga, bisnis, hingga kantor terkait biaya listrik.
Baca Juga: Revisi Permen PLTS Atap ditargetkan keluar pada bulan ini
Saat ini Ervan mengakui masih ada tantangan dihadapi, yakni biaya pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada atap bangunan yang masih mahal.
Namun, Ervan yakin dengan perkembangan teknologi yang makin maju dan efisien serta dukungan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi baru/ terbarukan, beberapa tahun mendatang penggunaan PLTS atap akan lebih murah biayanya sehingga dapat digunakan secara massal oleh masyarakat maupun pengembang.
Pengembang properti lainnya yang sudah mulai mengembangkan surya panel adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi memaparkan pihaknya membuka opsi pemasangan surya panel di produk yang sudah feasible. Namun, dia menegaskan saat ini belum semua produk CTRA bisa dipasang PLTS Atap.
"Tetapi yang sudah feasible sudah kami coba pasang surya panel. Namun, ini sifatnya opsional karena akan nambah biaya," jelasnya saat dihubungi terpisah.
Harun mengatakan, pertimbangan pemasangan surya panel tentu lebih ke arah preferensi konsumen dan konversi outputnya. Artinya luasan PLTS yang dibutuhkan dan konversi ke watts output. "Overtime menurut saya efisiensinya akan membaik," kata Harun.
Berbeda dengan kedua perusahaan sebelumnya, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) belum berencana menggunakan teknologi surya panel di produk perumahannya.
Direktur Metropolitan Land, Olivia Surodjo mengatakan saat ini pihaknya belum berencana menggunakan surya panel karena ongkos produksinya masih terlalu mahal untuk diterapkan di produk-produk MTLA.
"Kami memandang teknologi ini bagus dan dapat mendukung penghematan penggunaan energi. Namun jika harga masih terlalu tinggi, masih berat bagi kami untuk diterapkan pada produk perumahan kami," ujar Olivia.
Olivia berharap, di masa mendatang ketika teknologi semakin lebih murah, pihaknya bisa menggunakannya sebagai fitur tambahan di produknya.
Selanjutnya: Ada potensi hilang pendapatan dari PLTS Atap, begini strategi PLN menjaga kinerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News