Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Hal ini lantas membuat pemerintah merevisi target megaproyek tersebut yang semula dijadwalkan rampung pada 2025 justru mundur hingga 2029 mendatang. "(Konsumsi listrik) kemungkinan bisa lebih rendah, tapi tahun ini masih berjalan," jelas Arifin.
Baca Juga: Facebook dan Google minta karyawan di San Francisco bekerja dari rumah
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana bilang di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi seperti saat ini, pemerintah menyadari bahwa PLN juga ikut terbebani. Hal itu terlihat dari pertumbuhan listrik yang meleset dari target. "PLN ada di tengah-tengah, tahun kemarin lesu. target (pertumbuhan) 6,3%, tapi faktanya malah 4,55%, kontraksi," kata Rida.
Untuk itu, pemerintah pun ikut melakukan evaluasi, termasuk dengan memfasilitasi PLN untuk membuka peluang penambahan pelanggan baru. Antara lain dengan segmen industri smelter, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan industri dan pariwisata prioritas, serta kebutuhan listrik bagi sejumlah BUMN.
Pasalnya, efek corona saat ini juga ikut berimbas pada konsumsi listrik. "Di Januari (pertumbuhan) di bawah 4%, mungkin juga ada efek Corona, kita belum tahu ke depannya seperti apa," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News