Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai kondisi bisnis ritel masih menjanjikan meskipun selama 15 bulan terakhir bisnis ritel masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan per Maret 2021 Indeks Penjualan Riil (IPR) masih minus 17,1%. Sementara di bulan April sudah terlihat adanya peningkatan pembelanjaan terutama karena masyarakat sudah menerima THR dari perusahaannya.
“Sehingga ini pemulihannya tidak signifikan walaupun ada peningkatan belanja 10% sampai 15% dari bulan sebelumnya,” kata Roy kepada Kontan.co.id, Rabu (5/5).
Baca Juga: Pemerintah berencana berikan insentif PPN dan PPh atas sewa untuk sektor ritel
Adapun beberapa daerah yang tercatat mengalami peningkatan pembelanjaan diantaranya yakni Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan Tengah. Sementara tren belanja yang masih rendah berada di Bali dan Nusa Tenggara.
Sementara itu, terkait dengan adanya dampak pandemi Covid-19 turut menghentikan operasional dari beberapa ritel termasuk 212 Mart. Menanggapi hal ini, Roy menilai para ritel lokal di daerah mengalami pengeluaran biaya yang lebih besar daripada pendapatan.
“Ketika PPKM juga diberlakukan sudah pasti daerah-daerah akan tergerus ritelnya karena masyarakat punya memiliki pola yang berbeda. Ada yang belanja sore, siang dan malam,” jelasnya.