Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono menyatakan pergantian teknologi yang dilakukan dari sistem 'tap-go' melalui kartu menjadi Sistem Transaksi Nontunai berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) bukanlah perbahan signifikan.
Sebaliknya, dirinya berpendapat jika sistem MLFF makin meningkatkan user experience karena menghilangkan antrian di berbagai gerbang tol.
"Kita semua sepakat bahwa sistem 'tap-go' yang saat ini digunakan di transaksi tol harus dimodernisasi dengan menggunakan system free-flow, sehingga jauh meningkatkan user experience dimana pengguna tol tidak perlu berhenti, dan akan menghilangkan antrian di berbagai gerbang tol yang saat ini masih terjadi," jelasnya kepada Kontan, Senin (15/2).
Ia melanjutkan, pada teknologi MLFF ini, ada yang berbasis satelit (GNSS) ada pula yang berbasis radio frekuensi (RFID), serta berbasis radio communication (DSRC).
Baca Juga: Kementerian PUPR menargetkan proyek jalan tol Solo-Yogyakarta mulai konstruksi Maret
Adapun yang sudah dilakukan beberapa operator sampai dengan saat ini adalah baru melakukan uji coba berbagai terknologi tersebut.
"Kita menyadari bahwa suatu saat kita harus memutuskan teknologi MLFF apa yang akan digunakan, dan saat ini pemerintah sudah memutuskannya yaitu menggunakan teknologi MLFF berbasis satelit (GNSS) dengan providernya, Roatex," sambungnya.
Ia melanjutkan, seharusnya tidak ada yang dirugikan dari penerapan modernisasi transaksi tol dengan sistem MLFF ini, sebaliknya akan lebih meningkatkan kepuasan masyarakat.
Selanjutnya: Ini tiga instruksi Menteri PUPR atas amblesnya Tol Cipali KM 122
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News