kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sekolah pilot milik Lion Air sudah miliki lulusan 450 siswa


Sabtu, 15 September 2018 / 09:59 WIB
Sekolah pilot milik Lion Air sudah miliki lulusan 450 siswa


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PALANGKARAYA. Mungkin sebagian dari Anda ada yang belum mengetahui informasi tentang Angkasa Aviation Academy atau disingkat AAA. Asal tahu saja, AAA merupakan anak usaha Lion Air Group yang berfokus pada sekolah penerbangan. Sejak didirikan tahun 2010, kini akademi ini telah memiliki lulusan sebanyak 450 siswa.

Direktur Angkasa Aviation Academy yang juga merupakan Kepala Sekolah, Audy L Punuh mengatakan pada awal berdiri, akademi itu bertujuan untuk menyediakan tenaga pilot untuk Lion Air Group. “Tapi kini orientasinya sudah berubah, lulusan bebas menjadi pilot maskapai manapun,” katanya, Jumat (14/9).

Adapun dari 450 siswa yang telah lulus pendidikan di Angkasa Aviation Academy, 200 telah terserap menjadi pilot. Proses pembelajaran siswa untuk menguasai dasar-dasar penerbangan yang perlu ditempuh adalah selama 18 bulan. 

Pada empat bulan pertama, siswa bakal diajari terkait teori dan penggemblengan mental. “Sebab untuk jadi pilot, perlu kedisiplinan. Ini juga untuk kebutuhan safety penerbangan,” jelas Audy.

Setelah itu, siswa bakal mulai mempraktekkan ilmu penerbangan dengan pesawat tipe Cessna 172. Pesawat dengan tipe single engine itu bakal menemani hari-hari siswa dalam mempelajari dasar-dasar penerbangan.

Pesawat Cessna 172 dinilai Audy tepat untuk permulaan pembelajaran penerbangan. Pesawat ini bakal membekali siswa untuk kemampuan take off, landing, serta bagaimana mengikuti navigasi udara.

“Tapi dalam skala sederhana, karena ketinggian terbang Cessna 172 kan rendah. Jadi siswa hanya belajar terbang saja. Belum sampai ke materi terkait kebutuhan oksigen pesawat, atau air pressure,” tambah Audy.

Karenanya begitu lulus dari Angkasa Aviation Academy, siswa masih harus belajar bagaimana menerbangkan pesawat penumpang komersil. Hal itu bisa dilakukan seandainya siswa diterima saat rekrutmen pilot. Nah, untuk biaya pendidikan setidaknya satu siswa dikenakan biaya Rp 750 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×